Joko dan Probo Berdebat: Dari Politik Santuy, Siengekan, Kejar Tayang, Kebodohan Hingga Kekuasaan Tanpa Etika

- Editor

Rabu, 6 Desember 2023 - 14:44 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ket. foto: Gerard N. Bibang.

Ket. foto: Gerard N. Bibang.

Opini, komodoindonesiapost.com Mas Joko, politik santuy itu apa ya

Hah, dengar dari siapa mas Probo

Itu lho, partai anak muda di koalisiku, apa sih namanya, yang waktu malam pencabutan nomor urut, ketuanya yang anak muda sungkem ke ibu Mega

Aduh, jangan-jangan anak bungsuku

Mas, mas, kamu ini kura-kura dalam perahu, pura-pura gak tahu

Hahahahaahaha, ya namanya omong politik harus abu-abu-lah mas; oh ya, apa hubungannya dengan politik santuy?

Aku nanya politik santuy itu apa

Itu gaya politiknya anak milenial, mas; artinya, santun sama orang tua; mas lihat kan anak bungsuku bongkok-bongkok santuy di depan ibu Mega

Ohhh aku ingat sekarang; katanya selain santuy, ada politik gembira dan gemoy juga

Ya betul, politik gembira itu ya, senang-senang, haha hihi, dibawa entenglah segala sesuatunya; orang nanya masalah negara, ya dijawab slengekan aja, gak usah dijawab serius, yang penting ketawa ketiwi, politik happy-happy dan lucu-lucu

Slengekan = Nyeleneh = Gemoy

Itu sama dengan politik gemoy?

Oh ndak, ndak, politik gemoy itu wujud esktrim berbentuk nyeleneh dan slengekan dari politik gembira

Maksudnya?

Ini contohnya, kalau orang nanya hal-hal serius dan diskusi serius tentang  negara, tentang bonum commune, yah, menurut politik gemoy, didiamin aja, dibawa slengekan dan nyinyir-nyinyir sambil ketawa, gak usah dilayani diskusi seriusnya, pokoknya gembira ria, ya namanya anak milenial dan muda, harus ketawa ketiwi aja; politik gemoy bisa juga dengan bersikap jawab lain atas pertanyaan lain; misalnya kalau ditanya bagaimana tanggapan untuk demokrasi dan atasi korupsi, maka jawabnya lain yang gak usah serius, misalnya “ ya terserah rakyat saja, ya kita lihat aja nanti”  begitu terus; coba lihat politik gemoy-nya anakku yang pertama; semua pertanyaan, selalu dijawab yang sama: “ya terserah rakyat saja!”

Hahahahahaha, mas Joko, itu namanya pembegoan nasional

Lho kenapa

Jangan dikira milenial dan anak-anak muda sekarang itu bego dan mampunya ketawa ketiwi doang; mereka mau isu yang penting-penting juga; kalau terus terusan politik gembira dan gemoy, itu namanya menghina kecerdasan dan kewarasan mereka; mereka bisa ngamuk lho

Yah, terserah rakyat saja lah

Koq kamu ikut-ikutan gemoy dan gembira, mas; duh duh duh, dasar pohon yang tak mau jauh dari tempat jatuhya buah, sebelas duabelas lah kalian

Jadi menurutmu santuy itu apa, mas

Yang jelas bukan soal sopan santun; orang bisa berpura-pura santun; santuy itu lebih kepada soal etika, norma moral dan kepatutan dan norma kemanusiaan yang lebih tinggi dari tata karma dan aturan hukum

Wah, wah, gak nyampe aku penjelasannya

Maka-nya dengar orang lain yang lebih cerdas, jangan urus mebel kayu melulu; ini aku beri contoh; bukan santuy namanya kalau baru masuk partai dua hari langsung diberi KTA kemudian ditunjuk menjadi ketua umum partai; itu cara yang sangat kuno dan tidak demokratis, tidak etis juga, mengangkangi proses; orang beretika ialah orang yang menghargai proses yang baik untuk tujuan yang baik, gak bisa ngemplang seenak jidat; itu bukan santuy mas, itu sontoloyo

Wah, wah, wah

Harus malu menyebut diri milenial yang bangga dengan politik gembira, itu bukan politik gembira kalau melanggar etika, itu politik basa basi, politik nyeleneh dan politik slengekan; ini contoh lain lagi: bukan santuy kalau ngemplang ke partai lain tapi gak mau secara gentle menarik diri dari partai lama; yang paling biadab ialah mencla mencle dengan partai lama yang membesarkannya, tapi diam-diam hengkang, rasa malu di mana? itu bukan santuy, itu namanya tidak tahu etika, tidak tahu malu, tidak tahu adat; apakah ini ciri-ciri milenial? Absolutely not!

Mas Probo nyinyir aku ya

Ya gak-lah, aku menjelaskannya secara umum; dengar kan ribut-ribut di EMKA baru-baru ini; itu ibaratnya seperti kentut, mas; bau-nya sudah ke mana-mana dan orang terus menghirupi baunya karena tidak ada pasal atau ayat yang membuktikan apakah kentut itu terbukti ada atau tidak

Maksudnya?

Memang gak ada yang salah secara hukum putusan di EMKA itu, tapi secara etika, sangat serius, bau pelanggaran etika beratnya sudah busuk ke mana-mana; sehingga kalau kamu mengatakan, ya terserah rakyat saja milih atau gak, itu sudah gak relevan dan gak lucu; karena yang orang marah itu ya bau kentutnya itu; jadi, mas harus bedakan betul apa yang bisa atau dapat dan apa yang boleh, gak boleh dipersamakan begitu saja; ini urus negara lho

Ya gak tahu-lah, bodoh amat; mumpung masih ada kekuasaan di tangan, bisa ngatur apa aja kan; aku sih dengar omongan mereka ini itu, sinis ini itu, emangnya  aku gak ngerti, ya ngertilah, masa bodoh, aku gak anggap; yang bau kentutnya gak nyampe ke aku!

Bukan Kentut

Ohhhh, jangan-jangan mas Joko sahabatnya Jack Ma

Lha, apa hubungannya?

Yang mas omongin itu, mirip pernyataan Jack Ma, orang terkaya kelima sedunia dan CEO Ali Baba Group

Apa katanya

Dia bilang: ketika kamu miskin, belum sukses, dan tidak punya apa-apa, semua kata-kata bijakmu terdengar seperti kentut; tapi ketika kamu kaya dan sukses, punya kuasa, kentutmu terdengar sangat bijak dan mengispirasi

Hahahahaha, hahahahaha, lucu

Lucunya di mana mas; aku nyinyir kamu; selagi kamu genggam kekuasaan, kentutmu dan apa pun yang kamu perintah, akan diikuti dan ditakuti, bahkan diterima sebagai kebijaksanaan; tapi orang-orang di luar sana yang umumnya lebih cerdas tapi miskin dan gak punya kekuasaan, apa pun kritikan mereka, kamu anggap kayak kentut, bodoh amat; kalau mau kentut, kentut sanaaaa!

Koq gitu ya, gawat dong

Tentu, sebagai teman, just to remind u, bisa-bisa people power lho nanti kalau kamu terus-terusan anggap kritikan, teriakan dan suara mereka kayak kentut

Aduh ini semua karena bu lurah

Hah, bu lurah? ngapaian dia

Iyah, sejak awal tahun ini bu Lurah bolak balik Solo, malah lebih banyak di Solo, dia yang ngebet anaknya jadi wapres dan ketua partai; ya aku ngikut aja, terpaksa aku kasak kusuk ke Emka lalu ke polisi, tentara dan menteri-menteri untuk dengan caranya tersendiri, meng-gol-kan kemauan bu lurah; aku sih gak bilang ini maunya bu Lurah; aku bilangnya ini niatku sendiri atas nama bangsa dan negara

Ya begitulah mas, kalau sudah keenakan berkuasa, penginnya nambah terus; jadi, isu tiga periode ini dari kamu juga ya

Sssssttt, awas orang lain dengar mas; kita omong yang lain aja

Omong apa?

Ini rencana bu lurah juga; dia mau anak bungsunya nanti jadi gubernur DKI, mumpung aku bisa atur sana sini, karena masih berkuasa

Hahahahahaha, itu namanya kejar jam tayang

Hahahahahaah, hahahaha, hahahahaha, ssssttt, antara kita aja, mas

Aduh janganlah mas Joko, di zaman keterbukaan informasi digital sekarang, harus pegang prinsip ini: kalau jujur, jujur sajalah; kalau cinta,  cinta sajalah, karena begitu kamu gak jujur, menit berikutnya orang akan menemukan hal sebaliknya; malu gak kamu; kamu ini gak jera-jera belajar dari kasus EMKA; kamu boleh nutup-nutupi, tapi orang dengan kecerdasan dan kebeningan hati nurani selalu mendapatkan mana yang benar; nanti orang-orang bilang kamu bodoh

Bodoh? ini penghinaan namanya

Wuallah, zaman keterbukaan sekarang apa sih yang gak bisa diomongin; lagi pula definisi kebodohan mereka belum tentu sama yang kamu pikirkan

Kebodohan

Apa itu kebodohan?

Itu lho, orang yang hobi hanya putar balik kata-kata, hanya permainan kata-kata, sebentar bilang begini, padahal maksud sebaliknya, mencla mencle; itu kelakukan orang bodoh

Aku nanya definisi kebodohan, bukan kelakuan bodoh

Hahahahaa, tenang, tenang, aku jelasin dulu cakupan makna kelakuan bodoh biar nanti kamu bisa simpulkan apa itu kebodohan; begini mas Joko: mencla mencle, berbohong dengan santun termasuk kelakuan orang bodoh karena tindakan itu dibuat memang dasar ada maunya, misalnya karena mau cari makan, mau cari kuasa, mau cari nama, mau tambah kekuasaan bagi yang sudah berkuasa; ini bunyi ungkapan Latin-nya, biar kamu nambah ilmu: non audit praecepita venter, yang berarti: perut yang kosong tak mendengar perintah; secara umum berarti orang lapar tak mungkin bisa bekerja dengan benar; yang dia lakukan ialah berimajinasi menurut kemauan dan emosi, yang penting apa yang dia maui, dapat dicapai tanpa peduli prosesnya, jalan pintas dan main kuasa juga, gak apa-apa; dia berbohong pun gapapa, bahkan dia mempercayai kebohongan dan melakukannya, padaha dia tahu itu salah, padahal dia tahu persis yang benarnya bagaimana

Kamu nih mas Probo, muter-muter ngomongnya; jadi apa itu kebodohan?

Mosok sih kamu gak bisa merumuskan definisi kebodohan? jangan-jangan kamu ini bodoh beneran; ini aku bilang: kebodohan atau ketololan, di zaman informasi ini, berarti tahu ada kebenaran tetapi lebih mempercayai kebohongan; that is the real stupidity!

Hah, apa? coba ulang!

Aku ulangi sekali lagi ya; orang itu disebut tolol besar ketika ia tahu ada kebenaran tetapi malah ia mempercayai kebohongan; lebih tragis lagi ketololannya ketika ia menyebarluaskan kebohongan-kebohongan itu dengan maksud orang mempercayainya sebagai kebenaran; kerja begini ya hoaks namanya; dan ini kerjaan siapa saja, yang jelas bukan orang yang gak sekolah, sering ini semua adalah kerjaan orang-orang bergelar profesor, doktor atau es satu, dua, tiga, empat, atau oleh orang yang memiliki kekuasaan, pemerintah, aparat negara dan lain-lain

Cukup, cukup, mas Probo; aku dah mulai pening; aku salah persepsi selama ini; kalau mereka bilang aku bodoh berarti mereka angap aku tahu yang benar tapi sengaja melakukan trik-trik tipuan atau kebohongan

Lhaaaaa, itu kamu tahu; cerdas kamu, Joko

Bagaimana dengan slengekan, gembira ria, gemoy dan santuy-santuy; itu lho anak-anakku gak pernah serius kalau orang nanya tentang urusan negara; jawabannya slengekan, cengengesan, gak pernah serius deh pokoknya

Sorry to say ya, perilaku-perilaku demikian termasuk tolol paling besar; jangan-jangan memang anak-anakmu bodoh dalam artian memang gak tahu apa-apa; jangan-jangan mereka selama ini ndompleng nama besar kamu; bisa-nya cuma cengengesan dan slengekan koq; toh mereka pikir, ada bapaknya yang megang kekuasaan besar, semuanya bisa diatur, buktinya EMKA, sukses besar kan; pasti kamu nanya mana bukti ketololan mereka; silahkan simak bagaimana mereka menjawabi pertanyaan serius; mosok terhadap sesama milenialnya yang tanya tentang bagaimana berdemokrasi, selalu dijawab dengan slengekan dan lucu-lucu yang bermutu rendah, dijawab dengan selalu sama, biar rakyat sajalah yang milih dan menilai, atau coba baca di buku pelajaran, begitu terus jawabnya; sementara anakmu yang lain jawab dengan cengesasan, ketawa ketiwi, dan berkata: jangan lupa gembira, politik itu gembira; yah, nyambungnya di mana; diundang diskusi gak mau, diundang ke talk show gak mau, lalu apa pun pertanyaan orang, jawaban selalu sama dengan dua frase: terserah rakyat saja yang milih atau makan siang dan susu gratis, hahahaha; katanya politik gagasan, mana gagasannya?

Emangnya apa yang salah? gak ada kan?

Ya gak ada yang salah secara hukum; hanya harus diingat, kalau terus-terusan begini, anak-anakmu itu bisa dianggap penghina kecerdasan dan akal sehat, menodai kewarasan anak-anak milenial; anak-anak milenial kalau nanya ya penginnya jawaban serius, mereka cerdas dan butuh jawaban yang cerdas dan waras juga; mereka jangan dianggap rendah dengan jawaban yang tak kena, cengengesan, slengekan; awas lho, people power ntar; tahu kan gimana ceritanya kalau anak-anak ini ngamuk sejadi-jadinya, gak ada yang bisa melawan; bangsa kita pernah mengalaminya, peristiwa tahun 1998 itu.

People power?

Iyah tentu; kalau nanti anakmu terpilih dan sehari-sehari ditanya A dijawab B dan mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk ngelucu-ngelucu politik gembira, apa orang gak muak

Di Rumah

Aduh, pusing aku, mas; ngomong yang lain aja

Ngomong apa?

Tentang di rumah masing-masing

Okey, mas Joko, aku mau nanya di rumahmu, kalau anakmu omong kepadamu atau kepada ibunya, atau kamu dan ibunya bicara kepada anakmu, serta siapapun berbicara kepada siapapun di dalam rumahmu, apakah bebas sebebas-bebasnya ataukah ada aturan dan batasan-batasannya?

Ya ada aturannya, mosok bebas sebebas-bebasnya

Apakah ada aturan yang menentukan bahasa, kata, nada dan nuansa yang berbeda-beda antara anak kepada ibunya, dengan ibu kepada anaknya?

Dengan sendirinya ada

Maksudnya?

Kan ada sopan santun; ada tata karma; ada etika

Aku belum melihat batasannya; kalau aturan dan batasan itu tidak ada, berarti bukan hanya manusia yang melakukannya, tapi hewan juga bisa kan?

Terus?

Hewan juga punya aturan; kerbau mengerti bagaimana mengabdi dan bagaimana mengayomi; macan yang katanya buas dan ganas saja punya aturan dengan keluarganya

Lalu apa bedanya dengan manusia?

Gini lho, kalau binatang kan memang tidak punya freedom of expression dan tidak paham freedom of speech; tidak punya kebebasan mengungkapkan diri, kemerdekaan berbicara; singkat cerita, binatang tidak mengenal etika; adalah tolol besar kalau kita manusia menuntut anjing merasa malu atau merasa bermasalah, atau memintanya bertanggungjawab

Hahahaaahaha, iya gak-lah mas Probo

Etika itu penting, mas; jangan anggap remeh! juga dalam bermasyarakat dan bernegara; etika itu tidak sebatas sopan santun dan basa basi tata karma, tidak, tiidak! etika lebih tentang berkata dan berperilaku jujur, benar, pribadi integral, satunya kata dan tindakan; semakin seseorang etis, semakin dia menjadi manusia; semakin tidak etis, semakin menjadi binatang dan bisa menghancurkan segala-galanya

Hancur bagaimana?

Jelas dong, coba bayangkan hidupmu tanpa kejujuran, tanpa kebenaran, tanpa etika; hubungan baik menjadi buruk; pengkhianatan bisa saja terjadi berkali-kali; hubunganmu dengan partai berantakan; silahturahmi menjadi kebencian; komunikasi menjadi permusuhan; dan itu tidak hanya antar manusia, bisa antar kelompok; bahkan mungkin antar negara; bisa tawur semua di dunia ini, bisa people power terjadi di sebuah negara

Wah, segawat itu ya, gak nyangka aku

Yupp, etika menjadi sangat penting dan menentukan; jika tanpa etika, kamu boleh buat peraturan dan Keppres atau apalah, yang semuanya sah secara hukum, kalau tanpa etika, itu semua hanya basa basi dan keropos dari dalam; kamu akan dilawan oleh banyak orang

Tapi aku kan pemegang kekuasaan, bisa membuat aturan apa saja yang penting tidak melawan hukum

Tentu bisa kamu lakukan apa saja; tapi jika tak punya etika, dari genggaman kekuasaanmu akan mengalir kebebasan yang serba bisa, yang tidak hanya freedom of speech atau freedom of expression, tapi juga freedom of destroying, freedom of hurting, freedom of character killing; bahkan kebebasan untuk menyakiti, untuk menghina, untuk mengkhianati, membohongi, menipu, untuk membuka aurat siapapun setelanjang-telanjangnya dan masih banyak lagi

Tanpa Etika = You And Me Are No One

Waduhhh, gak pernah aku membayangkan sejauh itu, apalagi berniat sejahat itu

Iyah tapi itulah keadaannya jika kekuasaan tanpa etika; akan terbuka lebar-lebar pintu bagimu untuk tampil tidak sebagai dirimu, untuk bertindak atau berkata-kata abal-abal apapun, kamu bisa kirimkan peluru-peluru perusak demokrasi dan kehidupan, masuk ke dalam saraf-saraf otak ratusan juta orang yang dibawah kekuasaanmu; bahkan kamu bisa mengarang ucapan-ucapan apapun, mengatasnamakan Tuhan sekali pun, memperdaya rakyatmu dan menyebarkan kepalsuan ilmu dan pengetahuan, menghembuskan tipu muslihat; instrument kekuasaan kamu pegang, kepolisian, tentara, kehakiman dan semuanya kamu bisa gunakan unuk apa saja keinginanmu, tentu bisa; dan memang kesempatan untuk melacakmu mungkin hanya 0,1% dibanding 99,9% destruksi yang telah kamu sebarkan; hanya ingat, zaman peradaban informasi ini, lacakan-lacakan terhadapmu akan sangat mudah didapatkan dan disebarkan; kamu sekarang berkata bohong, menit berikutnya orang akan tahu sebaliknya dan akan viralkan kebohongan-kebohonganmu; apa kamu bisa menstopkannya? tentu tidak; di depan peradaban akselerasi informasi sekarang ini, you and me are no one, my friend!

Apa sampai separah itu bahayanya?

Semuanya tergantung ukuran nilai yang kamu pakai; tergantung kelengkapan parametermu atas nilai-nilai hidup manusia, juga tergantung kecerdasanmu melihat lingkupnya, skalanya, dimensi-dimensinya; tetapi semua ini akan menjadi celaka tigabelas jika kamu tidak punya etika; sorry to say, jika tanpa etika, seorang manusia tak lebih dari binatang saja

Gimana dong tahunya hidup tanpa etika

Mudah saja! silahkan melihat bagaimana hidupmu sekarang; hidup ini memang mudah bagi orang yang tanpa etika, yang tidak tahu malu, yang tidak tahu bersyukur dan berterimakasih, yang berbohong dan berkhianat, yang suka menipu dan basa basi tidak berguna, yang suka menonjolkan diri seperti seekor burung gagak, yang suka memfitnah, yang tidak tahu sopan santun, yang pongah, dan yang menjalankan hidup kotor; sebaliknya, hidup ini sukar bagi yang punya etika, yang tahu malu, yang senantiasa mengejar kebenaran, yang bebas dari kemelekatan bendawi, yang rendah hati, yang menjalankan hidup bersih dan penuh perhatian kepada sesama

Yang benar aja kamu mas; aku mulai ketar ketir sekarang; aku tu selama ini merasa hidupku memang enak-enak dan mudah; mau apa, bisa; buat apa, bisa, pengin apa, ya bisa; minta anakku jadi walikota, ya bisa; minta menantuku jadi walikota di Sumatera sana, ya bisa; bisik ke EMKA, bisa dan sukses malahan; ini bentar lagi aku akan bisik ke menteri-menteri, polisi dan tentara, aku yakin pasti bisa; mereka akan nurut sama aku

Maka-nya jangan sampai mabuk kekuasaan; berkacalah selalu dari mana kamu datang dan kekuasaan itu untuk siapa dan buat apa; sebab jika kamu mabuk, kamu akan lupa; dan lupa adalah awal kejatuhan dan katastropha; kamu hanya menjalani kekuasaanmu dengan seenaknya, hanya mencari kesenangan diri dan dinasti tanpa memperhatikan bagaimana caranya, asalkan keinginanmu terpuaskan; jalan pintas dan main kasar pasti dilakukan, toh bisa dilakukan karena kamu memiliki kekuasaan; ingat ya, aku mau bilang, hidup beretika itu selalu mencari kebenaran hidup; hidup bukanlah hanya tentang mencari kesenangan semata; hidup harus memiliki makna; hidup harus memiliki tujuan, arah, dan cara yang baik dalam menjalaninya; kita ini kan manusia ya, kita terlahir dan hidup adalah untuk menghentikan penderitaan; dengan pemahaman ini, kita akan menjalani hidup dengan penuh kehati-hatian, sehingga tindakan kita tidak menambah penderitaan, baik bagi diri sendiri maupun makhluk lain

Waduhhhhh, gak mikir aku sejahat itu

Yahhhh, itu sebabnya bertanyalah kepada dirimu sendiri; apakah hidupmu enak-enak dan mudah saja; jika demikian berarti kamu tergolong manusia yang tidak memiliki kesadaran diri; yang tidak menyadari bahaya-bahaya dalam kehidupan, yang hanya berusaha mencari kesenangan semata, yang berusaha untuk makan, hidup enak, untuk melanggengkan kekuaasaan padahal konstitusi sudah membatasi masa jabatan sepuluh tahun; ini tentu berbeda dengan mereka yang beretika; mereka-mereka yang beretika memiliki kesadaran diri, introspeksi, dan kejernihan batin, tahu diri dan selalu berterimakasih dan bersyukur; hidup memang tidak seenak-enaknya; hidup itu sesuatu yang sulit; tidak mudah; tidak semudah yang dibayangkan dan dipikirkan; untuk itulah, mereka-mereka yang beretika berpegang pada prinsip moral yang baik dalam mencapai tujuan hidup; mereka berpikir bagaimana hidup mereka tidak hanya bermakna bagi diri sendiri, tetapi juga bagi sesama; mereka berpikir menjadi man for other; di situlah letak kebahagian yang sebenar-benarnya

Cukup, cukup mas Probo; makin lama kamu menjelaskan etika, makin aku pertanyakan apakah benar aku ini seorang manusia

Hahahahahahaaha; lucu kamu mas Joko

Koq Lucu

Iya iyalah, ternyata hati nuranimu mulai tersinggung, tanda-tanda ada etika di dalam dirimu; bertobatlah temanku, sebelum segala sesuatunya terlambat, sebelum nasi menjadi bubur

I do, mate, hartelijk dank

Apa itu mas Joko

Maka-nya jangan bego bahasa Londo; hartelijk dank artinya terimakasih banyak

Hahahaahahaha, selamat berkompetisi, teman

Lha aku kan gak maju lagi

Ah, kamu kan pengin terus berkuasa melalui anakmu kan

Waduhhhh, cukup, cukup, see u mate, bye

[Penulis adalah mantan Wartawan Deutsche Welle Jerman].*

Penulis : Gerard N. Bibang

Berita Terkait

Labuan Bajo dan Tantangan Ketahanan Pariwisata
Koq Bisa (-4: SELESAI)
KOQ BISA ? [Bagian 3]
Permasalahan Lingkungan di Labuan Bajo Minim Solusi
KOQ BISA (-2)
KOQ BISA? [Bagian 1]
Joko dan Probo Tentang Siapa yang Sombong (-3:Selesai)
Joko dan Probo Tentang Siapa yang Sombong (Bagian 2)

Berita Terkait

Senin, 17 Februari 2025 - 18:48 WITA

Labuan Bajo dan Tantangan Ketahanan Pariwisata

Minggu, 17 Desember 2023 - 11:29 WITA

Koq Bisa (-4: SELESAI)

Sabtu, 16 Desember 2023 - 20:53 WITA

KOQ BISA ? [Bagian 3]

Sabtu, 16 Desember 2023 - 09:52 WITA

Permasalahan Lingkungan di Labuan Bajo Minim Solusi

Kamis, 14 Desember 2023 - 19:15 WITA

KOQ BISA (-2)

Senin, 11 Desember 2023 - 14:38 WITA

KOQ BISA? [Bagian 1]

Sabtu, 9 Desember 2023 - 07:55 WITA

Joko dan Probo Tentang Siapa yang Sombong (-3:Selesai)

Jumat, 8 Desember 2023 - 11:39 WITA

Joko dan Probo Tentang Siapa yang Sombong (Bagian 2)

Berita Terbaru

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Manggarai Barat, Maria Imaculata Etrus Babur  didampingi sekertaris Yohanes Rinaldo Gampur dan staf tim pelayanan perijinan Marselinus Siam Taku

Pariwisata-budaya

Manggarai Barat Miliki 66 Usaha Hiburan,  Hanya 1 Klab Malam

Kamis, 13 Mar 2025 - 17:35 WITA

45 Wanita Penghibur di Pub Mawar Jingga Discreening, oleh Tim Medis Puskesmas Labuan Bajo pada Rabu, 12 Maret 2025

Pemerintahan

45 Wanita Penghibur Pub Mawar Jingga Discreening, Ini Hasilnya

Rabu, 12 Mar 2025 - 20:56 WITA

Tipidter Polres Mabar Sidak Toko Sembako di Labuan Bajo

Ekonomi

Tipidter Polres Mabar Kembali Sidak Toko Sembako

Selasa, 11 Mar 2025 - 15:44 WITA

konsep desain Mawatu Resort di Labuan Bajo, foto: IG; Mawatu Resort

Pariwisata-budaya

Masyarakat Dukung Pembangunan Mawatu Resort Labuan Bajo

Senin, 10 Mar 2025 - 21:57 WITA