LABUAN BAJO, Komodoindonesiapost.com – Romo Roy: Misionaris Projo asal Labuan Bajo yang bertugas di Swiss.
KIP : Helo Romo. Melanjutkan apa yang Romo ceitakan kemarin bahwa Romo telah mendapat kepercayaan dari umat. Banggalah kami orang Labuan Bajo. Luar biasa ! Pada kesempatan ini, kami ingin tahu :
Bagaimana pengalaman romo kerja sama dengan pastor di tempat bekerja:
– Pertama, Saya tinggal di Pastoran bersama Pastor Paroki (untuk diketahui, imam Projo di sini bisa tinggal di luar rumah Pastoran), yang adalah orang Swiss. Saya belajar darinya banyak hal, terutama untuk mengatur setiap waktu dengna rencana kerjanya masing-masing.
-Kedua, untuk tugas. Sejak awal tugas, Pastor Paroki sudah menyampaikan tugas-tugas saya secara tertulis. Dalam perjalanan waktu, dia memberikan pula kepercayaan lainnya. Jika dia berhalangan untuk melaksanakan tugas-tugasnya, dia meminta kesediaan saya, dan menyampaikan alasan permintaanyan. Jika saya menolaknya, dia sangat menghargainya. Saya merasakan dalam perjalanan waktu, kepercayaan akan tugas-tugas pastoral semakin banyak.
-. Ketiga, kesalahpahaman selalu dicarikan jalan keluar, misalnya komunikasi. Dalam komunikasi ini, dia menerima dan memberikan masukan yang berarti (kebanykan kesalahpahaman karena budaya) apa yang seharusnya saya lakukan dan tidak lakukan.
-. Keempat, Dia tipe orang sangat suka diskusi (budaya orang Swiss). Bertanya tentang apa saja, selalu dengan pertanyaan kenapa dan bagaimana. Maka saat makan atau santai, kami selalu berdiskusi tentang tema sosial dan Gereja. Untuk itu, saya harus membaca banyak tema tema aktual. Ini berlaku juga dalam doa pagi/dari Brevir. Kami lakukan bersama sebelum sarapan pagi. Dan setelah bacaan injil harian, biasanya kami beberapa menit merefleksikan dalam diskusi tentang Injil atau bacaan.
– Keempat, dua kali dalam sebulan kami dan para pegawai lainnya, melakukan pertemuan. Itu berlangsung 4 jam. Di dalam sidang itu, kami mengevaluasi segala kegiatan dan merencanakan kegiatan lainnya. Saya merasa ini situasi yang baik. Karena di dalam sidang itu setiap kegiatan pastoral bersama dengan persoalannya didiskusikan bersama.
KIP: Luar biasa Romo yach. Sudah bersahabat dengan pastor Paroki. Kami mau tanya lagi! Katanya Eropa krisis hari Minggu? Bagaimana dengan umat apa banyak yang dating

Romo Roy: keadaan itu seperti gelombang kecemasan baru. Apalagi setelah wabah covid. Kecemasan itu menganggu sejak lama sebagian besar Gereja, bukan saja Katolik, dan menelurkan pelbagai bentuk langkah antisipatif. Bagaimana supaya orang bisa kembali ke Gereja, dll.
Menurut pandngan Pribadi. Mentalitas masyarakat Modern sangat memainkan peran besar. Belum lagi fungsi keluarga dan sekolah, sebagai tempat bertumbuhnya katekese iman, sudah mulai tidak mendapatkan tempatnya. Di sekolah, anak anak sampai umur 10 tahun diberikan pendidikan agama. Setelah umur itu, anak anak bebas memilih untuk juga tidak mengikuti pendidikan agama.
Dari pengalaman saya, (mungkin karena Kathedral), pada misa tema khusus: komuni, krisma, natal,dll: banyak yang hadir. Atau juga hari minggu: 150 an org. Dan malam hari minggu: 50 an. Di Paroki ini, saya melayani 9 Gereja, dengan rata rata misa dalam seminggu: 6 x misa.
Bagimana dengan kaum muda?

Romo Roy: Kaum muda di paroki, mengambil bagian dalam kegiatan: pendampingan Migran, Ajuda, Grup Doa (Spt KTM), Grup pencinta Alam, Grup pendamping anak anak Sekolah untuk pengenalan alam, Koor anak Muda (sdh berusia hampir 400 an thn-sjk Paroki terbentuk-sebe;um menjadi Kathdral. Sebleum ke Solothurn, Kathdral di Basel)
Bagaimana dengan partisipasi umat dalam gereja mandiri

Romo Roy: Di sini ada beberapa kelompok yang secara mandiri membantu kgiatan kegiatan paroki: misalnya: kelompok para lektor, pelyanan diakonia untuk orang tua dan jompo, koor Paroki, Ekumene, donasi untuk wilayah terkena perang dan miskin. Kolekte misa hari Minggu diperuntukan kegiatan karitatif. Bukan untuk kebutuhan harian paroki.
Bagimana kegiatan devosianal umat Swiss?

Romo Roy: Disini ada beberapa kelompok doa yang usianya sdh lbh dari 100 tahun. (kongregasi Maria: Perempuan dan laki-laki, Adorasi Sakramen: menggunakan kapela Biara, Jumat Pertama—dengan Misa: Devosi hati terkudus Jesus, sedangkan setiap hari Sabtu-kecuali Pesta, kami merayakan Misa dengan tema Maria Bunda Allah.
Penulis : Tim Redaksi