LABUAN BAJO, Komodoindonesiapost.com– Maksimus Tajar, Petani di desa Kakor, kecamatan Lembor Selatan, kabupaten Manggarai Barat NTT. Rabu, 27 Desember 2023 sore, ia bergegas ke kebun nya yang sudah dua musim tak dikerjakan akibat pembangunan irigasi.
Selama dua tahun itu pula Maksimus dan para petani di desa Kakor itu meratapi kesedihannya. Apalagi, satu satunya sumber pendapatan mereka adalah Sawah.
Pembangunan irigasi Wae Cewo yang dikerjakan oleh PT. Ananta yang sebelumnya dijanjikan selesai pada 29 Desember 2023, hingga kini belum rampung.
Proyek yang menelan APBN itu menurut Camat Lembor Selatan, Siprianus P. Mantur mengatakan Informasi sementara yang ia dapatkan bahwa dana yang digunakan untuk irigasi Wae Cewo ini senilai 2 miliar. Data terkait besaran anggaran Proyek renovasi itu sipri dapatkan dari RAP PT. Ananta.
Namun dari pihak kontraktor Proyek tidak sampaikan hal ini secara transparan kepada Masyarakat dan tidak memasang Papan tender di Lokasi kerja.
Setelah ditelusuri oleh Komodoindonesiapost.com, memang benar bahwa, proyek renovasi tersebut tidak memiliki tender.
Kapro (Kepala Proyek ) PT. Ananta, Paulus mengatakan bahwa jumlah pagu 18 miliar tidak bisa dirincikan untuk Wae Cewo nya berapa dan untuk Wae Kanta nya berapa.
“Kami tidak bisa sebutkan volume dan anggarannya karena pekerjaan masih dilanjutkan. Mengingat ada penambahan aitem pekerjaan. Setelah pekerjaan selesai baru dihitung berapa volume dan berapa besar anggarannya. Apa lagi irigasi Wae Cewo dan Wae Kanta digabung satu paket dengan total anggaran Rp.18 M,” ungkap Paulus
Maksimus yang sudah tak tahan dengan kelaparan terpaksa harus konsisten dengan perjanjian bahwa sebelum tanggal 29, air harus dialiri. Meski pengerjaan belum selesai.
Akibatnya, PT. Ananta yang mengerjakan proyek tersebut bakal kena pinalti.
Petani Tetap Kerjakan Sawah
Para petani yang merasa dicurangi oleh pihak PT. sejak minggu lalu mulai membersihkan sawahnya untuk siap ditanami benih benih padi.
Mereka [Petani] menilai proyek itu sudah gagal dan mereka tidak mau mereka juga gagal untuk mengerjakan sawah.
Langkah itu diambil oleh para Petani sawah di Lembor itu karena telah dijanjikan akan dialiri air mulai tanggal 29 Desember 2023.
Irigasi Wae Cewo yang dikerjakan dalam tempo waktu 6 bulan itu belum juga selesai dan bakal terkena denda pinalti.
Proyek yang menelan APBN sebesar 2 Miliar itu menuai protes dari para Petani.
Pejabat Pembuat Komitmen Pekerjaan Umum (PPK PU) Propinsi NTT Agus Umbu, saat dikonfirmasi via WhatsApp Komodoindonesiapost.com. Selasa, [27/12/2023] membenarkan hal itu.
“Ia kontrak kita sampai dengan tanggal 29 desember 2023, pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia jasa dengan progres lebih dari 50% masih diberi kesempatan untuk melanjutkan pekerjaan tanggal 29 desember 2023, setelah tanggal dimaksud maka penyedia jasa akan dikenakan denda sesuai aturan yang berlaku paling lambat 90 hari kerja [HK] ke depan”, kata Agus.
Wilhelmus, salah satu petani di desa itu sejak minggu lalu, telah menyiram benih benih padi.
Wilhelmus mengungkapkan bahwa dirinya dan para petani di desa itu kecewa dengan progres pembangunan irigasi yang lamban.
Kata Wilhelmus, kontraktor yang lalai dalam pekerjaan dan tidak bertanggungjawab.
“Soal pendropingan material kadang di drop kadang tidak. Pernah mereka drop material jam 7 malam jadinya campuran ditumpukan di tengah saluran yang tidak dihampar akhirnya air tergenang dan air kembali ke hulu,” terang Wilhelmus.
Kepala desa Kakor Wilibrodus menuturkan bahwa masyarakat tidak punya pilihan lain karena sebagian masyarakat bersandar pada hasil sawah.
“Kami meminta kepada kontraktor bersama PPK untuk segera selesaikan pekerjaan sebelum akhir tahun. Kendala yang dilihat ada campuran yang dibuang di tengah saluran sehingga akibatnya terjadi genangan dan air kembali lagi ke hulu,” kata Kades Kakor itu.
Upah Pekerja Belum Dibayar
Kapro (Kepala Proyek ) PT. Ananta, Paulus menjelaskan bahwa upah para pekerja tetap akan dibayar.
“Kami akan bayar dan kami tidak akan lari dari Persoalan itu. Sekarang kami masih di Kupang untuk urusan Pencairan, Soal tenaga tetap akan terbayarkan,” pungkasnya saat dikonfirmasi oleh Komodoindonesiapost.com.
Sementara itu, kepala desa Kakor, Wilibrodus Dorman mengatakan pihaknya sangat menyesalkan sikap PT. Ananta yang berbulan bulan tidak memberikan upah kepada para pekerja.
Sius, salah satu pekerja yang belum mendapatkan upah atas pengerjaan irigasi Wae Cewo itu kepada komodoindonesiapost. com mengungkapkan bahwa dirinya dan beberapa pekerja yang lain belum menerima upah.
Sius dengan 3 temannya telah mengerjakan Irigasi sepanjang 88 meter.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen Pekerjaan Umum (PPK PU) Propinsi NTT Agus Umbi menjelaskan berkaitan dengan masalah upah para pekerja, pihaknya menjelaskan kalau masalah HOK jika belum terbayar oleh manajemen penyedia jasa, info ini akan ia tanyakan ke penyedia jasanya.