LABUAN BAJO, Komodoindonesiapost.com – Puluhan pekerja proyek bendungan dan saluran irigasi di Lembor, Kecamatan Lembor Selatan, Manggarai Barat, Florea-NTT diterlantarkan oleh Kontraktor dengan tidak membayar upah para pekerja.
Kasmir sebagai Suplier tenaga kerja pada proyek irigasi dan bendungan ini mengaku hingga saat ini ia dan kawan kawannya belum juga diberi upah oleh kontraktor. Hal itu sampaikan Kasmir saat diwawancara oleh media ini pada Rabu, 03 Januari 2024.
Akibat ulah sang kontraktor yang tak mau bayat upah pekerja, Kasmir menjadi sasaran dari para pekerja lain yang dia ajak.
“Saya sampe saat ini selalu dikejar terus oleh para anggota kerja yang saya rekrut. ada yang berasal dari Lembor dan ada yang dari Mukun – Borong. Mereka desak saya dengan nada emosi karena sudah lama upah mereka belum saya bagikan. Atas desakan itu saya juga desak kontraktor, lewat telepon dan chat WhatsApp namun tidak ada jawaban dari mereka,” ujarnya.
Kasmir mengaku bahwa dirinya sudah berulang kali menghubungi sang Kontraktor, Alfian Siboe untuk meminta agar upah mereka segera dibayar. Sayang, upaya Kasmir sia sia lantaran sang kontraktor tidak memberikan jawaban.
Kasmir menjelaskan bahwa total upah yang tidak dibayar oleh Kontraktor sebesar 237. 000. 000. “Total upah yang belum terbayarkan ke saya sejumlah Rp. 237.000.000,” ujarnya.
Proyek irigasi Wae Kanta dan Wae Cewo di Lembor Selatan ini dikerjakan oleh PT. Ananta Raya Perkasa dengan pagu anggaran Rp.18 Miliar.
Informasi yang dihimpun dilapangan proyek ini sudah melewati batas waktu pengerjaan. Namun, progres pengerjaan baru mencapai 50%. Pada informasi di papan tender yang dipasang dilokasi proyek bahwa pengerjaan proyek ini dimulai sejak 28 April 2023 dan selesai pada 29 Desember 2023. Namun, hingga saat ini, pengerjaan belum selesai.
Akibatnya, PT. Ananta Raya Perkasa harus membayar denda terhitung sejak tanggal 29 Desember hingga pengerjaan selesai.
Masih terkait upah para pekerja, Agus Umbu selaku PPK saat dihubungi secara terpisah oleh media ini pada Rabu, 03 Januari 2024 mengaku bahwa dirinya sudah mengingatkan kepada sang Kontraktor untuk melunasi upah para pekerja. “Secara pribadi sy sdh sampaikan ke pak Alvian dan pak Simon selaku Direktur untuk segera menyelesaikan seluruh upah kerja. Sy mhn maaf sy tidak bisa masuk terlalu jauh kedalaman manajemen penyedia jasa. Sy hanya bantu mengingatkan saja kepada mereka berdua,” ujarnya.
Direktur PT.Ananta Raya Perkasa, Alfian Siboe mengaku jika ia sudah diperingatkan oleh PPK terkait upah pekerja. “Dan utk upah pekerja merupakan tanggung jawab kami bkn tanggung jawab pengguna jasa..dan kami sdh diperingatkan oleh PPK utk segera mengatasinya…hy kami agak minta waktu sedikit tetap kami upayakan secepatnya tetap utk upah pekerja tetap akan kami bayar” ujarnya saat dihubungi secara terpisah.
Salah satu pekerja, Ben mengaku kecewa dengan sikap Alfian siboe yang selalu menunda pemberian upah. Ben dan kawan kawannya selalu ditanya sama keluarga kenapa belum juga mendapat upah. Natal dan Tahun Baru menjadi pengalaman pahit bagi mereka. Pulang ke rumah dengan tidak membawa uang.
“Setiap kali kami telepon kontraktor PT. Ananta Raya Perkasa jawaban mereka selalu besok, besok dan besok trus sementara kami selalu ditanyai terus oleh istri dan anak hasil kerja kami tapi mau tunjuk apa” ujar Ben.
Komodoindonesiapost.com kembali mengkonfirmasi kepada Alfian Sibo soal kepastian waktu pembayaran upah kepada para pekerja. “Sore juga….sy masih menunggu kepastian yg pasti …supaya tenaga kerja tidak kecewa kalau dijanjikan. utk upah sebagian sdh dibayar…sebagian lagi kami masih upayakan secepatnya…makasih,” ujarnya melalui pesan WhatsApp.
Secara terpisah, Camat Lembor, Raymundus Majar saat dihubungi media pada Kamis, 28 Desember menjelaskan bahwa selaku pemerintah kecamatan Lembor, dirinya sudah melakukan koordinasi dengan pihak kontraktor soal upah para pekerja yang belum dibayar. “Informasi tunggakan uang kerja, informasinya sedang proses, trims,” ujar Raimundus.