LABUAN BAJO, Komodo Indonesia Post – Elen [38] adalah salah satu Tenaga Harian Lepas [THL] di Dinas Lingkungan Hidup dan Kesehatan Pertanahan [DLHKP] kabupaten Manggarai Barat yang dinonaktif pada 31 Desember 2024 lalu.
Elen bekerja sebagai tukang sapu di halaman kantor bupati selama 5 tahun 6 bulan dengan gaji Rp. 2.800.000.
Elen adalah tulang punggung di keluarganya. Selama 5 tahun terakhir, gaji Elen dipakai untuk membiayai kebutuhan sekolah anak anaknya.
Tahun ini, salah satu anaknya akan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Namun, di situ Elen merasa terbebani. Selain karena kebutuhan yang makin meningkat, diperparah oleh kabar dirinya dinonaktif dari TLH.
Elen bingung bagaimana mengongkos kuliah anaknya itu.
Elen yang dikenal pekerja keras, sehari setelah menerima kabar dirinya dinonaktif dari THL, ia menerima kabar baik dari grup whatsapp “Penyapu Jalan 2025”.
Berbekal informasi dari grup whatsapp tersebut, Pada Kamis, 2 Januari 2025, sekitar pukul 19.30 Wita, Elen yang memikul beban keluarga memberanikan dirinya untuk bertemu wakil bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng di rumah jabatanya.
Saat tiba di rumah jabatan, Elen dan anaknya diterima oleh Mely Siboe, istri Yulianus Weng.
Elen mengungkapkan bahwa, kepada Mely Siboe, ia menyampaikan keluhan tentang kesulitan biaya pendidikan bagi anaknya yang sebentar lagi mau masuk kuliah.
Kata Elen, setelah ia menyampaikan keluhan itu, Mely Siboe pun bertanya terkait pilihannya waktu Pilbup, 27 November 2024 lalu.
“Kamu kemarin pilih 02 atau 01? lalu saya jawab kalau saya sendiri pilih 02 dan suami saya pilih 01. Lalu dia [Mely] katakan kenapa kamu tidak arahkan suami kamu pilih 02 saja karena gaji kamu bersumber dari sini,” pungkas Elen Meniru pertanyaan Mely Siboe.
Lanjut Elen, setelah bertanya, Mely Siboe menyuruhnya untuk bertemu kepala DLHKP.
“Ibu Wakil bupati menyuruh kami untuk menemui Kepala DLHKP dan mengatakan bahwa, nanti dia akan sampaikan keperluan itu pada wakil bupati, karena saat itu beliau masih ada tamu,” lanjut Elen.
Elen dinonaktif diduga lantaran suaminya yang tidak memilih calon nomor urut dua pasangan Edistasius Endi dan Yulianus Weng pada pemilihan bupati dan wakil bupati Manggarai Barat, 27 November 2024 lalu.
Sementara itu, Mely Siboe yang dikonfirmasi Komodo Indonesia Post pada Minggu, 19 Januari, malam mengatakan bahwa ia tidak pernah mencampuri urusan kerjaan di kantor.
“Io. sy tdk pernah mencampuri urusan kerjaan di kantor apapun itu om Ven,” jawab Mely melalui pesan whatsapp kepada Jurnalis Komodo Indonesia Post.
Kata Mely, waktu Elen ke rumah jabatan, ia dan wakil bupati sedang menerima banyak tamu sehingga Elen tidak bisa bertemu dengan wakil bupati.
“Dia [Elen] curhat ke saya ,awalnya saya juga kurang kenal dengan dia tapi setelah dia cerita pernah tugas bersih bersih jalan di
depan rujab baru saya teringat kami pernah beberapa kali bertemu saat saya jalan pagi dan saling sapa,” kata Mely.
Mely menceritakan bahwa Elen curhat ke dirinya bahwa dia dikeluarkan dari grup Whatsapp DLHKP Manggarai Barat.
“Sekarang tidak menjalankan tugas lagi. Terus saya tanya kenapa? katanya tidak tahu dan saya sampaikan bahwa yang paling tau tentang kinerja staf adalah atasannya langsung bukan pa wakil kenal juga kamu dan tau kamu kerjanya seperti bagaimana sehingga harus tanyanya ke atasan langsung. Mungkin kamu sering bolos, tidak masuk kerja atau absen terus,” jelas Mely.
Kata Mely, dulu tugas Elen sering digantikan oleh anaknya yang masih sekolah menengah pertama [SMP]
“Dulu sering anaknya yang masih SMP yang kerja sapu jalan sedangkan ibunya di rumah. Mungkin berbagi tugas dengan anaknya,” lanjut Mely.
Dia pun menyarankan untuk bertemu kepala DLHKP untuk tanyakan langsung ke Kadis soal pemecatan itu.
“Terus saya sarankan kalau begitu tanyakan langsung ke kadisnya jangan kesini [wakil bupati] dan dia saya sarankan langsung tanya ke kadis kenapa dikeluarkan. Seingat saya itu saja yang saya tanyakan ke beliaudan kami sdh cerita cerita lain lagi karena dia ramah sekali dengan saya sehingga kami ngobrol juga baik sampai dia pulang menuju ke rumah pa kadis dan saya tidak tau lagi beritanya bagaimana kelanjutannya lagi setelah ketemu pa kadis,” cerita Mely.
Saat ditanya Jurnalis Komodo Indonesia Post terkait dirinya bertanya kepada Elen soal pilihan politiknya pada Pilbup 27 November 2024 lalu, Mely megatakan ia tidak pernah bertanya tentang itu.
“Seingat saya tidak pernah tanyakan tentang itu ke dia,” jawab Mely.
Sementara itu, Elen juga menjelaskan bahwa sebelum dirinya diberhentikan, sudah ada penggantinya. kebanyakan juga orang yang menggantikan mereka, kata Elen adalah keluarga dari pa Kadis dan orang penting lainnya di Manggarai Barat ini.
“Saat kami dikeluarkan sudah ada memang penggantinya. kebanyakan mereka itu keluarga dari kepala dinas, keluarga dari DPR dan keluarga Bupati,” ungkap Elen.
Penulis : Tim Komodo Indonesia Post