RUTENG, Komodoindonesiapost.com – Ruas jalan di Dusun Pelas, Desa Timbu, Kecamatan Cibal Barat terputus sejak Januari lalu. Meski kerusakannya sudah terjadi selama berbulan-bulan, mirisnya tidak ada perhatian serius dari pemerintah daerah.
Kondisi ini mengundang protes dan tanda tanya warga sekitar maupun pengendara yang kerap melintas di jalan tersebut. Mereka mengeluh sikap pemerintah daerah yang mengabaikannya begitu saja.
Ronal Paju salah seorang warga setempat mengungkapkan bahwa jalan tersebut terputus akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu pada bulan Januari lalu. Akibatnya, jalan terputus total hingga tidak bisa dilalui.
Meski peristiwa itu telah berlangsung selama dua bulan, namun hingga kini belum ada tanda-tanda perbaikan dari pemerintah. Ronal, begitu ia disapa menyayangkan sikap pemerintah yang belum memperbaiki jalan tersebut.
“Jalan ini telah terputus sejak dua bulan lalu tapi belum ada perbaikan sama sekali. Pemerintah seakan bodoh amat melihat penderitaan orang-orang di sini,” kata Ronal Paju saat dijumpai media ini pada Minggu, 16 Maret 2025.
Ronal mengungkapkan bahwa sebelumnya pihak Pemerintah Kabupaten Manggarai melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) bersama Camat Cibal Barat telah meninjau lokasi tersebut.
“Bulan lalu mereka datang cek lokasi. Tapi tidak ada kejelasan setelah itu. Kedatangannya cuma bualan, tidak ada gunanya,” ujar Ronal pada Minggu, 16 Maret saat ditemui di Pelas.
Ia berharap agar jalan tersebut segera diperbaiki. Sebab kalau dibiarkan, maka aktivitas perekonomian tidak dapat berjalan efektif.
“Semoga secepatnya diperbaiki. Kami tunggu aksi nyata dari pemerintah, bukan sekadar datang omong-omong, lalu tidak ada eksekusi,” imbuhnya.
Berdasarkan hasil penelusuran media ini, setidaknya ada tiga titik ruas jalan di Dusun Pelas yang putus total. Hal ini mengakibatkan kendaraan roda empat tidak dapat melintas sehingga kampung tersebut menjadi terisolasi.
Sementara untuk kendaraan roda dua, harus bertaruh nyawa agar bisa melintas di tiga titik yang rusak parah tersebut. Pasalnya, para pengendara mesti membuat jalur alternatif yang lebarnya hanya sekitar satu meter.
“Sangat berbahaya lewat di sini. Salah sedikit bisa terjerumus ke dalam jurang,” kata seorang penjual ikan bernama Riki.
Meski harus bertaruh nyawa, ia mengaku tetap melewati jalan tersebut setiap hari. Hal tersebut ia lakukan demi bertahan hidup dan menafkahi istri dan anak.
“Mau bagaimana lagi, kita terpaksa lewat terus di sini. Kalau tidak, kita mau dapat uang dari mana. Sementara pekerjaan (jual ikan) ini yang menghidupkan kami selama ini,” katanya.
Kerusakan jalan di Cibal Barat ini selain di Dusun Pelas, kerusakan serupa juga terjadi di Dusun Purang, Desa Wae Codi. Pantauan wartawan pada, Minggu 16 Maret 2025, jalur tersebut nyaris terputus.
Tampak jelas jalan tersebut tergantung akibat longsor. Kondisinya cukup memprihatinkan. Kalau dibiarkan, maka akan terus terkikis tiap harinya. Hal itu tentu berpotensi membahayakan pengendara yang lewat.
Tak cuma itu, ditemukan juga banyak jalan berlubang akibat intensitas hujan yang terjadi beberapa bulan belakangan. Warga berharap agar pemerintah daerah memperhatikan secara serius kerusakan yang ada dan segera memperbaikinya.