LABUAN BAJO, Komodoindonesiapost.com – Nama Aldo yang bukan merupakan pendukung Prabowo-Gibran Pada Pilpres kali lalu namun terdaftar sebagai calon mitra Makan Bergizi Gratis (MBG) di Manggarai Barat.
Diketahui bahwa Aldo adalah anak muda dari kampung. Ia juga bukan kader Partai Gerindra. Ditemui di Labuan Bajo pada Senin, 21 April 2025 Aldo menceritakan jika dirinya sudah mendaftarkan diri sebagai calon Mitra MBG di Manggarai Barat.
Dirinya mengakui jika saat ini dapur miliknya sudah mencapai 95% untuk siap digunakan. Ia menjelaskan bahwa untuk menjadi calon mitra MBG ia mendaftar di Website BGN. Setelah mendaftar kemudian ia diarahkan untuk memenuhi standar atau tipe dapur MBG dimana perlengkapan dapurnya yang stainless.
Aldo yang memiliki tekat yang kuat untuk menjadi mitra MBG ini rela merogoh sakunua hingga diangka 700 juta. Uang ini bukan bersumber dari anggaran BGN melainkan dana milik pribadinya.
Aldo hanya mendapat keuntungan sewa dapur yang dimana pengelolaan uang itu skemanya dari BGN turun ke SPPG kemudian baru diterima oleh Aldo.
Belakangan ini Aldo sedang mempersiapkan diri menjadi mitra MBG. Bukan untuk keuntungan pribadi. Namun karena prinsipnya bahwa anak-anak di kampungnya juga berhak mendapatkan akses makan bergizi setiap hari.
“Saya sedang membangun dapur mandiri. Kenapa? Ya karena ada niat memang untuk menjadi bagian dari solusi atas gizi buruk dan kelaparan tersembunyi yang masih banyak terjadi di pelosok negeri ini,” ujarnya.
Aldo menyayangkan pemberitaan media nasional yang memframing sebagian pernyataan seperti yang beredar dan viral baru-baru ini telah menstigma MBG sebagai proyek politik yang hanya untuk kader Partai Gerindra. “Narasi ini jelas tidak mencerminkan kenyataan di lapangan. Saya adalah buktinya,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa MBG adalah kebijakan publik. Ia sah menurut hukum, tercantum dalam dokumen pemerintahan, dan kini sedang dirancang implementasinya dengan mengajak masyarakat sebagai mitra dan tanpa adanya syarat politik.
“Saya tidak sedang mencari panggung. hanya ingin menjadi mitra program yang menurut saya membawa manfaat nyata. Ini bukan soal partai, ini soal anak-anak. Soal masa depan. Mari kita bedakan antara kritik terhadap kebijakan dan penghancuran semangat gotong royong. Program MBG pantas dikawal, tapi tidak pantas dimatikan oleh prasangka,” ujarnya.