Labuan Bajo, Komodoindonesia.post.com — Kehadiran layanan transportasi online Grab di Labuan Bajo mendapat penolakan keras dari Masyarakat Peduli Transportasi Wisata (Militan) Labuan Bajo.
Dalam rilis yang diterima media ini pada Senin (8/04) sore, Militan Labuan Bajo menyampaikan 7 point dasar penolakan mereka terkait kehadiran Grab.
“Kami Masyarakat Peduli Transportasi Wisata Labuan Bajo, bermaksud untuk menyampaikan penolakan terhadap penyelenggaraan layanan transportasi online Grab dan sejenisnya di Labuan
Bajo,” bunyi awal dalam rilis itu.
Menurut mereka, keputusan ini didasari oleh pertimbangan yang mendalam atas dampak potensial yang akan ditimbulkan oleh keberadaan layanan tersebut di kota wisata Labuan Bajo.
Pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar penolakan Militan Labuan Bajo sebagai berikut;
1. Labuan Bajo merupakan destinasi pariwisata utama di Indonesia, yang terkenal akan keindahan alamnya yang mempesona. Karenanya, Labuan Bajo bukanlah kota yang seharusnya menjadi
pusat industri transportasi, melainkan lebih layak dijaga sebagai kota wisata yang nyaman dan terjaga keasriannya.
2. Dalam konteks transportasi, digitalisasi harus mengarah pada pengembangan sistem transportasi yang lebih baik dan berkelanjutan. Ini mencakup pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan operasional transportasi, menyediakan layanan yang lebih terjangkau dan mudah diakses, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat lokal. Namun, perlu dicatat bahwa transportasi berbasis online seperti Grab bukanlah satu-satunya solusi transportasi digital yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Labuan Bajo.
3. Keberadaan layanan transportasi online Grab dalam jangka panjang diperkirakan akan memicu kemacetan yang signifikan dan lonjakan jumlah kendaraan bermotor. Hal ini akan berpotensi merusak keadaan lalu lintas yang sudah teratur dan mengganggu kenyamanan wisatawan maupun masyarakat lokal.
4. Lonjakan jumlah kendaraan bermotor yang akan ditimbulkan oleh layanan transportasi online Grab dapat meningkatkan polusi udara di Labuan Bajo. Dampak buruk dari polusi udara ini akan berpotensi merusak ekosistem dan kesehatan masyarakat setempat.
5. Adanya peningkatan aktivitas kendaraan bermotor juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan tingkat kriminalitas di Labuan Bajo. Lonjakan jumlah kendaraan membuka peluang bagi kegiatan kriminal seperti pencurian, perampokan, dan tindak kejahatan lainnya.
6. Dalam situasi kemacetan, tingkat stres yang dialami oleh penduduk dan pengunjung Labuan Bajo akan meningkat.
Hal ini akan mengurangi kualitas pengalaman wisata dan menciptakan
dampak negatif terhadap kesejahteraan psikologis masyarakat.
Penulis : Remigius Nahal
Halaman : 1 2 Selanjutnya