Warga Translok Tinggalkan Kadis Ney Asmon, Sempat Diminta Tanda Tangan Berita Acara Pengembalian Sertifikat Lahan Usaha Dua ke BPN

- Editor

Rabu, 10 Juli 2024 - 10:59 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Warga Translok, desa Macang Tanggar, kecamatan Komodo kabupaten Manggarai Barat sesaat sebelum Kadis Nakertrans, Ney Asmon menjelaskan soal sertifikat lahan usaha dua. Warga yang sebelumnya membludak, satu persatu meninggal Kadis Ney dan rombongan.

Warga Translok, desa Macang Tanggar, kecamatan Komodo kabupaten Manggarai Barat sesaat sebelum Kadis Nakertrans, Ney Asmon menjelaskan soal sertifikat lahan usaha dua. Warga yang sebelumnya membludak, satu persatu meninggal Kadis Ney dan rombongan.

LABUAN BAJO, Komodo Indonesia Post – Warga Transmigrasi Lokal [Translok], desa Macang Tanggar, kecamatan Komodo kabupaten Manggarai Barat menolak tanda tangan Berita Acara Pengembalian Sertifikat Lahan Usaha Dua kepada Badan Pertanahan Nasiona [BPN] kabupaten Manggarai Barat NTT.

Penolakan warga Translok tersebut disinyalir dugaan penipuan yang dilakukan oleh Dinas Transmigrasi kabupaten Manggarai Barat.

Kata warga Translok, kepala Dinas Nakertrans, Theresia P. Asmon atau Ney Asmon merayu Warga Translok untuk menolak HPL.

Awalnya, kata Warga Translok, Kadis Ney Asmon menjelaskan terkait masalah 65 sertifikat lahan usaha satu yang belum diserahkan dan 135 sertifikat yang tidak sesuai fakta [lokasi] di lapangan.

Bernadus Sandur, salah satu warga Translok yang diwawancara media ini menuturkan, awalnya mereka mau menandatangan berita acara.

Baca Juga :   Perayaan Natal di Labuan Bajo Dijaga Ketat Polri

Namun, kata Bernadus, setelah Kadis Ney menjelaskan terkait sertifikat lahan usaha dua yang jumlahnya 200 buah sesuai jumlah kepala keluarga warga translok, bahwa sertifikat tersebut akan dikembalikan ke BPN.

“Kami menolak untuk tanda tangan. Kami langsung meninggalkan lokasi kegiatan,” pungkas Bernadus.

Kata dia, banyak warga yang meninggalkan lokasi kegiatan usai Kadis Ney menjelaskan soal sertifikat lahan usaha dua.

Menurut mereka, sejak menempati lokasi transmigrasi, mereka terus menuntut lahan usaha dua yang telah dijanjikan oleh pemerintah.

Beberapa lahan yang dijanjikam oleh pemerintah kepada warga Translok, di antaranya adalah Lahan Pekarangan, Lahan Usaha Satu dan Lahan Usaha Dua. Ketiga jenis lahan tersebut dijanjikan oleh pemerintah saat melakukan sosialisasi kepada calon transmigran pada tahun 1996.

Baca Juga :   Dana Ganti Rugi Jalan KEK Golo Mori Diduga Ditilep Bupati

Namun, hingga saat ini, Lahan Usaha Dua yang luasnya 1 Ha. untuk setiap kepala keluarga belum dibagikan oleh pemerintah.

Kata Bernadus, warga Translok beberapa kali mendatangi DPRD kabupaten Manggarai Barat dan Dinas Nakertrans untuk menuntut pembagian 200 sertifikat lahan usaha dua tersebut.

Bahkan kata Bernadus, warga Translok pada Januari tahun 2022 melakukan demonstrasi di depan kantor bupati Manggarai Barat dan DPRD Manggarai Barat.

Bernadus merasa kecewa dengan sikap Kadis Ney Asmon. Kata dia, sebagai pemerintah mestinya mencari solusi terbaik atas sebuah persoalan, bukan malah menipu warga.

Komentar

Penulis : Tim Komodo Indonesia Post

Berita Terkait

Tokoh Adat Welak Sebut Edi Weng Menang 2019 karena Minta di Tempat Ini, Sekarang Giliran Mario Richard
Edi Endi Sebut Bupati Hingga Presiden tidak Bisa Membuka Lapangan Pekerjaan, Gusti Sarifin: Itu Pemimpin Tolol
Praktisi Hukum Sebut Kepala Desa yang Buat Manipulasi Objek Pajak Bisa Berpotensi Korupsi
Perjuangan Mario Richard dalam Naungan Lelulur Empo Rengka Waek – Pong Welak
“Oe, Nomor Satu Ata Naun”, Lirik Lagu Ronda Warga Werak dalam menerima Kunjungan Mario Richard
Mario Richard Tiba di Welak Disambut Lautan Massa
Warga Sano Nggoang Sebut Bantuan Mesin Genset dari DLH Mabar Hanya Menjadi Sampah dan Bentuk Pembohongan Pemerintah
Mesin Genset di desa Golo Sepang Terancam Dikembalikan

Berita Terkait

Kamis, 21 November 2024 - 10:32 WITA

Tokoh Adat Welak Sebut Edi Weng Menang 2019 karena Minta di Tempat Ini, Sekarang Giliran Mario Richard

Kamis, 21 November 2024 - 08:37 WITA

Edi Endi Sebut Bupati Hingga Presiden tidak Bisa Membuka Lapangan Pekerjaan, Gusti Sarifin: Itu Pemimpin Tolol

Jumat, 15 November 2024 - 19:48 WITA

Praktisi Hukum Sebut Kepala Desa yang Buat Manipulasi Objek Pajak Bisa Berpotensi Korupsi

Jumat, 15 November 2024 - 16:45 WITA

Perjuangan Mario Richard dalam Naungan Lelulur Empo Rengka Waek – Pong Welak

Jumat, 15 November 2024 - 15:55 WITA

“Oe, Nomor Satu Ata Naun”, Lirik Lagu Ronda Warga Werak dalam menerima Kunjungan Mario Richard

Jumat, 15 November 2024 - 06:28 WITA

Warga Sano Nggoang Sebut Bantuan Mesin Genset dari DLH Mabar Hanya Menjadi Sampah dan Bentuk Pembohongan Pemerintah

Jumat, 15 November 2024 - 05:44 WITA

Mesin Genset di desa Golo Sepang Terancam Dikembalikan

Jumat, 15 November 2024 - 00:39 WITA

Kades Batu Cermin Diduga Manipulasi Objek Pajak Tanah Masyarakat Tanpa Sepengetahuan Pemilik

Berita Terbaru