Pariwisata yang berkelanjutan bukan hanya tentang keindahan alam, tetapi tentang bagaimana kita merawatnya dengan tanggung jawab. Ketahanan sektor ini bergantung pada kebersihan, kesehatan, dan kesiapsiagaan kita dalam menghadapi tantangan
Labuan Bajo, sebagai salah satu destinasi unggulan pariwisata Indonesia, menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan daya saingnya. Hari Ketahanan Pariwisata Global yang diperingati setiap 17 Februari menjadi momentum penting bagi kita semua untuk mengevaluasi sejauh mana kesiapan sektor pariwisata dalam menghadapi berbagai krisis, baik yang bersifat alamiah, ekonomi, maupun operasional.
Namun, Labuan Bajo bukan hanya tentang keindahan lanskapnya, tetapi juga tentang bagaimana kita mampu menjaga kebersihan, kesehatan, dan infrastruktur pendukung agar wisatawan tetap mendapatkan pengalaman terbaik. Tantangan yang kita hadapi saat ini berdampak langsung pada daya tarik Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium.
Tantangan Kebersihan dan Infrastruktur di Labuan Bajo, Labuan Bajo masih mengalami berbagai tantangan terkait kebersihan, infrastruktur, dan tata kelola lingkungan, yang jika tidak segera ditangani dapat menghambat perkembangan industri pariwisata. Beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian serius antara lain:
1. Sampah di Trotoar, Pantai, dan Pasar Tradisional
• Trotoar di jalan utama masih sering dipenuhi sampah akibat minimnya tempat sampah dan kurangnya kesadaran masyarakat.
• Pantai dan pulau wisata mengalami pencemaran sampah yang terbawa arus atau ditinggalkan wisatawan dan nelayan.
• Pasar tradisional memiliki sistem pengelolaan sampah yang belum optimal, menyebabkan tumpukan sampah yang mengganggu estetika dan kebersihan lingkungan.
2. Infrastruktur yang Belum Mendukung Wisata Malam dan Keamanan Wisatawan
• Minimnya penerangan jalan di jalur protokol membuat beberapa area terasa gelap dan tidak aman bagi wisatawan yang berjalan kaki di malam hari.
• Tanaman liar di jalur pedestrian yang tidak terawat dapat mengganggu pejalan kaki dan menciptakan kesan tidak rapi.
3. Drainase Buruk yang Memicu Banjir Saat Musim Hujan
• Saluran drainase yang tidak terawat menyebabkan genangan air dan banjir di beberapa area kota saat hujan deras.
• Jika tidak segera diperbaiki, banjir dapat menghambat aktivitas wisatawan dan menimbulkan kesan buruk terhadap destinasi ini.
Strategi Ketahanan Pariwisata untuk Masa Depan Labuan Bajo
Untuk memastikan Labuan Bajo tetap menjadi destinasi unggulan, diperlukan strategi jangka panjang yang berbasis teknologi, kolaborasi, dan keberlanjutan.
1. Implementasi Program Wisata Bersih Berkelanjutan
Program seperti Gerakan Wisata Bersih (GWB) yang diinisiasi oleh Kemenparekraf harus diadaptasi di Labuan Bajo sebagai program jangka panjang. Langkah-langkah yang bisa dilakukan meliputi:
• Pembersihan rutin kawasan wisata, dengan melibatkan hotel, restoran, dan masyarakat.
• Pengelolaan sampah yang lebih baik, terutama di kawasan pesisir dan pulau wisata.
• Penerapan standar sanitasi dan higienitas yang ketat di seluruh properti wisata.
Dampak Positif:
• Labuan Bajo tetap bersih dan nyaman bagi wisatawan.
• Mencegah pencemaran pantai dan laut akibat sampah yang tidak terkelola.
2. Penguatan Kolaborasi Antar Stakeholder
Ketahanan pariwisata tidak bisa dibangun oleh satu pihak saja. Diperlukan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas lokal untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang tangguh. Langkah-langkah yang bisa dilakukan antara lain:
• Koordinasi dengan BNPB dan BPBD untuk menyusun strategi mitigasi bencana bagi sektor pariwisata.
• Mendorong keterlibatan pelaku usaha dalam program CHSE dan pelatihan tanggap darurat.
• Menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan untuk mencetak SDM berkualitas di bidang pariwisata.
Dampak Positif:
• Industri pariwisata lebih siap menghadapi tantangan ekonomi dan lingkungan.
• SDM pariwisata memiliki keterampilan profesional yang lebih baik.
3. Pemanfaatan Teknologi untuk Kebersihan dan Keamanan Wisatawan
Labuan Bajo perlu mengadopsi teknologi berbasis Internet of Things (IoT) untuk memastikan kebersihan dan infrastruktur tetap optimal. Beberapa solusi yang bisa diterapkan:
• Tempat sampah pintar dengan sensor volume, untuk menghindari penumpukan sampah.
• Lampu jalan otomatis dengan energi surya, untuk meningkatkan keamanan wisata malam.
• Sistem pemantauan drainase berbasis sensor, untuk mencegah banjir saat musim hujan.
Dampak Positif:
• Labuan Bajo menjadi destinasi wisata modern dengan infrastruktur cerdas.
• Wisatawan mendapatkan pengalaman yang lebih nyaman dan aman.
Mewujudkan Labuan Bajo yang Lebih Bersih, Aman, dan Berkelanjutan.
Labuan Bajo bukan hanya tentang hari ini, tetapi tentang bagaimana kita menjadikannya tetap relevan, tangguh, dan terus berkembang di masa depan. Destinasi wisata harus dirawat, bukan hanya dikunjungi.
Hari Ketahanan Pariwisata Global mengingatkan kita bahwa industri pariwisata bukan hanya tentang keindahan alam, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan destinasi ini.
Labuan Bajo memiliki potensi besar untuk menjadi model pariwisata kelas dunia, tetapi hal itu hanya bisa terwujud jika kita mengimplementasikan teknologi modern, meningkatkan kebersihan, dan memperbaiki infrastruktur dengan pendekatan berkelanjutan.
Langkah Selanjutnya:
• Pemerintah dan pelaku usaha harus berkolaborasi dalam menerapkan sistem berbasis teknologi untuk kebersihan dan keamanan.
• Edukasi masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya menjaga kebersihan di tempat umum.
• Investasi dalam infrastruktur smart city untuk meningkatkan daya saing Labuan Bajo di tingkat global.
Ketahanan pariwisata bukan sekadar konsep, tetapi tanggung jawab kolektif yang harus diwujudkan melalui tindakan nyata. Labuan Bajo tidak akan berkembang hanya dengan mengandalkan keindahan alamnya, tetapi juga harus diperkuat dengan kebersihan yang konsisten, infrastruktur yang memadai, dan kesiapsiagaan terhadap tantangan global.
Labuan Bajo tidak boleh hanya menjadi destinasi yang dikunjungi, tetapi harus menjadi ikon pariwisata yang dihormati, dijaga, dan diwariskan. Ini adalah tugas kita bersama—pemerintah, pelaku usaha, komunitas lokal, dan wisatawan.
Yuvensius Darung
Ketua Bidang Hotel PHRI Cabang Manggarai Barat | Sekjen IHKA DPD NTT | Founder GoKlin Labuan Bajo