RUTENG, komodoindonesiapost.com – ICW [Indonesia Corruption Watch] atau Lembaga Anti Korupsi Indonesia bersama Aliansia Masyarakat Adat Nusantara [AMAN] Nusa Bunga bertekad perkuat kapasitas dan kualitas anggotanya yang ada di Flores dengan pelatihan Jurnalisme Warga. Kegiatan yang digelar di hotel Sindha Ruteng Manggarai pada kamis, [30/11/2023] itu dihadiri oleh 20 anggota AMAN dari seluruh daratan Flores.
Menjadi mentor utama dalam kegiatan tersebut, ketua Aliansi Jurnalis Independen Nusa Tenggara Timur [AJI NTT], Jemy Amnifu mengajak para peserta untuk terlibat aktif dalam Jurnalisme Warga.
Kata Jemy, Jurnalisme Warga menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi.
Lebih lanjut, dia menjelaskan kerap kali masyarakat sering mendapatkan intimidasi karena menyampaikan aspirasi lewat media sosial.
Untuk itu kata Jemy, pelatihan jurnalisme warga yang digelar oleh AMAN dan ICW sangat penting untuk diikuti.
Sementara itu, seorang peserta yang tidak mau disebutkan namanya menceritakan kisahnya ketika mendapatkan intimidasi karena menyampaikan aspirasi lewat media sosial, facebook.
Kejadian itu bermula dari dugaan penyalahgunaan uang Bntuan Lngsung Tunai [BLT] oleh pemerintah desa Lawi, kecamatan Congkar kabupaten Manggarai Timur pada tahun 2022.
Menurut cerita peserta tersebut, dia masuk dalam daftar penerima manfaat dan saat itu, dia dan beberapa warga telah menandatangani surat penerima BLT selama tiga bulan. Na’as nya, ia dan beberapa warga yang menandatangani surat penerima BLT itu tidak menerima uangnya.
Ia pun mengkritisi hal itu lewat postingan [status] di facebook.
Kata dia, menurut penjelasan kepala desa, uang BLT itu telah dialihkan ke pekerjaan fisik. Ia dan warga pun bertanya. Apakah regulasinya seperti itu?
Ironis, rencana pengerjaan lapen yang menggunakan uang BLT itu tidak jadi dibangun.
Sempat pengadaan material di lokasi, namun pihak kontraktor mengambil kembali karena pihak desa tidak juga mencairkan anggaran.
Mengetahui hal itu, ia pun diwawancara oleh dua orang wartawan yang bertugas di manggarai timur. Kepada dua wartawan itu ia menceritakan fakta yang sebenarnya.
Setelah diberitakan, pihak Inspektorat turun melakukan pemeriksaan. Namun, kata dia, inspektorat juga belum memberikan jawaban yang membuat dia dan warga merasa lega.
Pasca kejadian tersebut, ia dicueki dan seringkali disapa secara kasar oleh kepala desa. “Biasanya, dia [kepala desa] menyapa saya dengan mama nona, tetapi semenjak kejadian itu, dia menyapa dengan agak kasar. Bahkan kalau kita ke kantor desa pun, dia enggan menyapa kita. Tidak biasanya dia begitu,” tuturnya.
Semenjak kejadian itu, dia merasa minder dan merasa terus bersalah. Bahkan dirinya takut mengungkapkan namanya ketika diwawancara oleh media ini.
Selain warga desa Lawi itu, hal yang sama juga dialami oleh Join, salah satu peserta dari Wukir kecamatan Elar Selatan, kabupaten Manggarai Timur.
Join menceritakan bahwa ia sering mengkritisi pembangunan jalan di kabupaten manggarai timur. ‘’Saya pernah mendapatkan ancaman ketika saya memposting proses pengerjaan jalan di kabupaten manggarai timur, tepanya rute Elar – Mombok. Saya mengambil gambar dengan kondisi jalan yang tidak berkualitas. Bayangkan saja, tebal aspal hanya 2 cm dan tidak ada papan proyek,’ ungkap Join.
Dia mengatakan, setelah memposting kondisi jalan tersebut, ia dikontak oleh salah satu anggota dewan manggarai timur. Saat dikontak, ia diancam akan dicari. ’’Saya dikontak oleh seoorang anggota dewan, anggota dewan itu mengatakan akan mencari saya,’’ kata Join.
Join yang merasa tak bersalah meladeni ancaman anggota dewan tersebut. ‘‘Saat dia mengancam bakal mencari saya, saya bilang silahkan. Bahkan saya terangkan semua alamat saya, RT, desa dan kecamatan saya. Saya terangkan semua,’’ paparnya.
Setelah Join menyampaikan hal itu ke public melalui media social facebook, pihak kontraktor langsung memperbaiki kondisi jalan dan baru memasang papan proyek.
Hingga saat ini, Join aktif menyuarakan aspirasi warga melalui media social facebook.
Setelah mengikuti kegiatan pelatihan jurnalisme warga, Join mengungkapkan bahwa dirinya akan semakin aktif menyuarakan aspirasi dengan karya karya jurnalistik.
Halaman : 1 2 Selanjutnya