Ia mau membuktikan kata ” Bisa” selain melalui perbuatan nyata, sebagai contoh kepada umat di Parokinya, juga melalui Kotbah, ungkapnya.
Berbekal niat dan kemauan yang kuat untuk melakukan suatu yang bermanfaat, Pastor Lorens menjelaskan proses Pengelolaan lahan ini. Katanya
“Mengelola lahan ini, memang dibutuhkan strategi dan usaha keras. Tanah berbatu, humus tidak baik, asam tanah di bawah standard (PH di bawah 5), kadar tinggi, yg menghambat untuk penanaman tanaman holtikultura, dan lain-lain. Kita memulai mengolah secara perlahan”.
Langkah awal yang dilakukan Pastor Lorens adalah membuat bedengan 1×3 m. Sesuai prinsip Usaha pertanian berkelanjutan berbasis Ekologis, diterapkannya, dengan menggunakan pemupukan secara organik: kompos, Eco Enzym, Jadam, JLF, dll. Non kimia.
Hasil yg diperoleh dari usaha yang saya lakukan adalah secara kebutuhan, kami tidak lagi bergantung di Pasar. Saya menanam tomat 300 pohon dengan pendapatan Rp 10 juta.
Di samping itu, sesuai dengan ketinggian 1100 MDPL dipersiapkan tanaman jangka panjang seoerti cengkeh, jeruk, kopi, fanili, dan lain-lain, yg sesuai untuk mem-backup kemandirian Gereja ke depan. Kita juga sudah mulai menata dengan menggunakan eksavator demi 5 tahun ke depan (tanaman jangka panjang).
Melihat hasil yang dirasakan, dibekali semangat yang luar biasa Pastor Lorens dengan giat memanfaatkan lahan tersebut menjadi produktif. Selain itu misi Pelayanan Pastoralnya perlahan-berhasil.
Melihat keberhasilan Pastor Lorens perlahan umat mencontohi karya nyatanya di bidang holtikultura. Sehingga memanfaatkan lahan mereka untuk mulai menanam tanaman holtikultura sebagai salah satu sumber ekonomi keluarga.
Halaman : 1 2