“Bertolak dari konteks bangsa di atas saya mengajak kita semua untuk mencari dan menentukan pemimpin yang tepat dalam pemilu yang akan datang,” ajak Mgr. Sipri.
“Gereja berwenang dan terpanggil untuk membimbing umat-Nya dan semua orang berkehendak baik agar secara bebas dan dengan hati nuraninya dapat membuat putusan politik yang bertanggung jawab dalam terang nilai nilai injili [Bdk. GS: 43];
Pertama, Carilah pemimpin yang memiliki kemampuan dan integritas untuk menahkodai bangsa ini menuju kemakmuran, keadilan dan solidaritas untuk seluruh rakyat.
Kedua, Ajaran sosial gereja menegaskan bahwa pribadi manusia adalah dasar dan tujuan dari semua kehidupan politik.
Ketiga, Sejarah kelam bangsa dalam zaman Orde Baru dihantui oleh penyalahgunaan kekuasaan, otoriter, rekayasa dan kekerasan.
Keempat, Suatu bangsa pertama tama merupakan kebersamaan kehidupan dan nilai nilai, yang membentuk persekutuan rohani dan moral.
Kelima, Indonesia adalah lukisan bangsa magis mempesona karena dibentuk oleh mosaik mosaik indah keunikan dan keanekaragaman suku, adat, bahasa, adat istiadat, bahasa dan agama.
Di akhir surat Gembala itu, Mgr. Sipri mengajak Para Imam, Umat dan Pemuda untuk memilih dengan hati yang jernih.
Halaman : 1 2