LABUAN BAJO, Komodo Indonesia Post – Vitus Magur, Warga Sowang desa Loha, kecamatan Pacar kabupaten Manggarai Barat diduga diintimidasi oleh kepala desa yang disaksikan oleh Kapolsek Mancang Pacar dan Babinsa. Kamis, [28/11] malam.
Vitus disuruh berlutut dan dibentak bentak oleh Don Jehaman, kepala desa Loha.
Kata Vitus saat diwawancara oleh Komodo Indonesia Post pada Jumat [29/11] malam, ia disuruh berlutut usai kericuhan antara pendukung paket Mario Richard dan Edi Weng setelah konvoi yang dilakukan oleh kedua massa pendukung.
Vitus yang merupakan komandan Linmas di desa Loha mengakui tak tahu alasan kenapa dirinya disuruh berlutut oleh kepala desa.
“Ceritanya begini pa, waktu konvoi pertama pada Rabu [27/11] saya ikut konvoi. Saya ikut karena saya mau pantau. Karena saya adalah Linmas. Memang waktu itu saya tidak pakai pakaian Linmas. Saya pakai pakaian biasa. Waktu itu konvoinya aman. Kemarin malam, Kamis [28/11], sekitar jam 6 sore, saya masih tidur. Ternyata banyak yang konvoi setelah mendengar kabar dari Labuan Bajo bahwa Mario Richard menang. Saat saya bangun, malamnya, saya kaget ada kericuhan. Ternyata masalahnya diselesaikan di rumah kepala dusun. Akhirnya, pergilah saya ke sana [rumah kepala dusun]. Sampai di sana, saya ditunjuk oleh kepala desa dan menyuruh saya untuk segera berlutut. Saya takut, karena di situ ada Kapolsek sama Babinsa. Akhirnya saya turuti,” jelas Vitus.
Lebih lanjut dia menerangkan bahwa saat dia berlutut, kepala desa menunjuk nunjuk dia.
“Dia tunjuk tunjuk saya, dia bilang ke Komdan [Babinsa dan Kapolsek], Komdan, dia ini Komdan Linmas. Harusnya dia yang menjaga ketertiban,” ungkap Vitus meniru pernyataan kepala desa.
Dia mengungkapkan bahwa, saat itu perasaannya takut dan malu.
“Saya takut pa, takut dan juga malu. Karena ada Babinsa dan Kapolsek dan banyak warga yang menonton saya sedang berlutut,” ungkap Vitus.
Penulis : Tim Komodo Indonesia Post
Halaman : 1 2 Selanjutnya