BORONG, Komodoindonesiapost.com – Pengerjaan jalan jurusan Lengko Ajang- Rana Kulan yang menelan biaya Rp 14,6 Miliar dinilai berkualitas buruk.
Pengerjaan jalan yang dikerjakan oleh CV. Pelangi Indah itu mendapat sorotan pedas dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Manggarai Timur komis A dan komisi B.
Lokasi pengerjaan jalan yang dinilai berkualitas buruk ini beralamat di Kelurahan Golo Wangkung, Kecamatan Congkar dan Desa Rana Kulan Kecamatan Elar Kabupaten Manggarai Timur, NTT.
Ketua Komisi B DPRD Manggarai Timur, Luko Modo mengatakan pengerjaan jalan yang berkualitas buruk tersebut akibat dari tidak profesional nya kontraktor dan minimnya pengawasan dari dinas.
“Dinas harus segera turun lihat fakta lapangan dan ambil jalan keluar sesuai aturan yang berlaku. Dan ke depannya, tidak boleh pakai kontraktor model begini. Daerah dan masyarakat dirugikan” kata anggota Fraksi Demokrat itu saat dihubungi Komodoindonesiapost.com melalui WA pada Selasa, [26/12/23] siang.
Sementara itu, salah seorang anggota DPRD Fraksi PKB komisi A, Ferdinandes Alfa mengatakan bahwa dirinya telah meminta konsultan dan kontraktor untuk memperbaiki beberapa titik yang dinilai sudah rusak.
“Saya sebagai wakil rakyat sudah lakukan monitoring terkait pekerjaan itu dan saya secara pengawasan politik sudah secara tegas menyampaikan ke kontraktor dan konsultan terhadap beberapa titik yang rusak dan kontraktor menyanggupi untuk memperbaiki pekerjaan itu dan saat paripurna juga secara tegas menyampaikan pernyataan politik saya di pemerintahan dalam hal dinas terkait”, kata ADPRD dari dapil 4 itu.
Kualitas pengerjaan jalan yang buruk ini juga mendapat kritikan tajam dari pihak Akademisi Unika Santu Paulus Ruteng asal Wae Kara Lengko Ajang, Stanislaus Hermaditoyo.
Stenly, sapaan akrabnya saat dihubungi Komodoindonesiapost.com turut memberikan beberapa catatan kritis terhadap kondisi jalan yang rusak tersebut
“Jalan merupakan urat nadi perekonomian bagi masyarakat, namun itu hanya sebagian masyarakat yang menikmati”. Mengapa pekerjaan jalan asal-asalan? Pertama adalah komitmen pemerintah yang kurang dalam membangun daerah, kedua adalah pihak yang mendapat amanah dalam pengerjaan jalan kurang profesional, ketiga tidak adanya pengawasan dari bapak dewan terhormat sebagai wakil Rakyat terutama dari dapil Sambi Rampas, Congkar, Elar dan Elar selatan” papar Stenly.
Halaman : 1 2 Selanjutnya