Labuan Bajo, Komodo Indonesiapost.com — Kasus dugaan perzinahan yang melibatkan Pastor Paroki Kisol, Romo Agustinus Iwanti dengan Helmince Djabur istri dari Valentinus warga Lembur, Manggarai Timur terus bergulir.
Salah satu point dalam klarifikasi Valentinus yaitu menyebut jika Romo Gusti kedapatan sedang berpelukan dengan Mama Sindi di dalam selimut saat kejadian pada Rabu, 24 April dini hari.
Hal ini dijelaskan Valentinus dalam klarifikasi di point 7.
“Saya mendapati istri saya dan romo, tidur berdua dalam satu selimut. Melihat mama sindi tidur dalam satu selimut dengan romo, saya syok lalu memegang kaki istri saya sambil menarik selimut, saya melihat mereka sedang berpelukan,” tulis Valentinus dalam surat klarifikasi yang salinananya diterima media ini pada Senin (29/04) siang.
“Melihat itu saya emosi dan marah lalu menampar mereka berdua. Saya menangis sambil berteriak mengancam mama sindi. Kemudian saya ke dapur untuk mengambil parang, setelah saya kembali, istri saya sudah lari ke luar rumah sedangkan romo tetap di situ untuk menenangkan saya,” tambahnya.
Untuk diketahui, dalam konferensi pers bersama awak media di Borong, Kabupaten Manggarai Timur pada 29 April, Valentintinus memberikan klarifikasi terkait kronologis kejadian pada Rabu, 24 April dini hari.
Berikut Isi Klarifikasi Valentinus
Saya Valentinus (Bapa Sindi) dengan ini menjelaskan kronologi kejadian yang sebenar-benarnya,tanpa paksaan ataupun intervensi dari pihak manapun dan sesuai dengan fakta atau kejadian yang terjadi:
1. Betul bahwa keluarga saya dan romo gusti memiliki hubungan baik bahkan saya sudah menganggapnya seperti keluarga saya sendiri.
2. Pada hari selasa tanggal 23 april 2024 pukul 18:04 wita, romo gusti mengirim pesan via WhatsApp kepada istri saya untuk menyiapkan makan malam bersama di rumah saya (Bukti chat ini diambil dari hp istri saya yang tertinggol, tidak sempat dibawah saat meninggalkan rumah.)
3. Sekitar pukul 20:00 wita romo gusti bersama 2 orang sopir (save dan kristo), satu orang tukang masak paroki (melin) dan anak kitin tiba di rumah saya di lembur setelah sampe di rumah, kami pihak keluarga menyuguhkan minuman kopi dan energen. Selanjutnya kami makan malam bersama.
4. Sekitar pukul 21:00 wita setelah selesai makan malam kami sharing sambil main kartu (yangmain kartu saya, romo gusti, kristo dan istri saya sedangkan melin, titin dan siren sudah masuk ke kamar untuk tidur) sampai dengan sekitar pukul 00:00 wita. Selanjutnya romo gusti pamit untuk pulang ke pastoran dan istri saya menawarkan (NEK: kebiasaan kita orang manggarai manawarkan) untuk menginap karena sudah larut malam.
5. Romo gusti pun menyetujui dan berbaring di tempat tidur samping meja makan dan mengajak kristo untuk tidur bersama, tetapi kristo (sopir) menolak karena katanya romo kalau tidur sering mendengkur. Pada saat itu saya dan kristo berencana untuk tidur di sofa depan ruang tamu. Tidak berselang lama istri saya (mama sindi) memangil saya untuk meminta romo pindah tidur di dalam kamar.
Saya sempat tidak menyetujui saran dari istri saya tetapi menurut istri saya tidak baik seandainya romo tidur di samping meja makan. Dengan berat hati saya menyetujui saran dari istri saya, kemudian saya meminta romo untuk tidur didalam kamar dan romo pun menyetujuinya. Selanjutnya saya dan kristo pindah di tempat tidur di samping meja makan yang semulanya ditempati romo.
Sedangkan Istri saya (mama sindi), siren (anak bungsu), melin dan kitin tidur di kamar tengah. Santo (anak ke 2) dan save tidur di kamar depan. Setiap kamar tidur masing masing memiliki pintu lengkap dengan kain gorden.
Halaman : 1 2 Selanjutnya