Lebih lanjut, Adrianus menjelaskan Sebanyak 98% peserta didik memiliki android, sedangkan 2% sisanya tidak memiliki android.
“Peserta didik yang tidak memiliki android ini mengikuti ujian di laboratorium bahasa. Mereka mengikuti ujian menggunakan perangkat komputer. Sedangkan untuk ketersediaan paket data, sebagian peserta didik memiliki kuota sendiri. Untuk mengatasi masalah kuota ini, lembaga telah mempersiapkan router sebanyak 6 buah, sehingga peserta didik yang tidak memiliki kuota atau bahkan mengalami masalah saat browsing bisa mengalihkan penggunaan data dengan mengaktifkan wifi pada perangkat mereka,” jelas Adrianus.
Adrianus menyampaikan apresiasi atas kerja keras para panitia.
“Untuk hari pertama ujian sudah berjalan dengan baik, kinerja para panitia juga sangat baik, mereka tanggap terhadap masalah teknis yang dialami para peserta didik. Saya juga mengharapkan ke depannya pelaksanaan ujian ini berjalan dengan sukses. Kita melaksanakan ujian berbasis daring, jadi berharap saja masalah jaringan selama ujian ini tidak kita alami. Selain itu, kita juga tentu berharap agar semua perangkat yang digunakan dapat berjalan dan berfungsi dengan baik,” imbuhnya.
Mata pelajaran yang diujikan pada hari pertama kali ini adalah Bahasa Indonesia dan PPKn. Secara keseluruhan pelaksanaan ujian berbasis online hari pertama ini berjalan dengan lancar. Tidak ada masalah serius yang ditemui pihak panitia.
Theresa Stelamaris Berahi, salah satu peserta yang mengikuti ujian mengungkapkan bahwa pelaksanaan ujian dengan teknologi android sangat membantu, selain memberikan pengetahuan mengenai penggunaan teknologi yang baik, kami bisa mempersingkat waktu. “Tidak ada sesi seperti waktu pelaksanaan Try Out 1 dan 2, sehingga kami tidak lagi datang ke sekolah secara bergantian,” ungkap Stela.
Penulis : Rian
Halaman : 1 2