LABUAN BAJO, komodoindonesiapost.com – Gizi anak yang tidak diperhatikan oleh orang tua jadi penyebab stunting. Demikian poin penting yang disampaikan oleh Wakil Bupati Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT), Yulianus Weng dalam membuka kegiatan Pengukuhan Duta Genre Desa/ Kelurahan melalui kegiatan Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) percepatan penurunan Stunting Oleh Mitra Kerja bersama perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) NTT di Aula Kantor Bupati Manggarai Barat, Senin 4 Desember 2023.
Wabup Weng menyebut ada sejumlah alasan angka stunting di wilayahnya tinggi. Satu di antaranya disebabkan oleh mental dan kebiasaan masyarakat yang kurang memperhatikan gizi anak sejak masih dalam kandungan.
“Tidak semua orang yang pendek disebut stunting tetapi semua yang stunting sudah pasti pendek,” kata Weng.
Menurutnya berbicara soal stunting bukan bicara soal pendek tetapi masalah keadaan. Banyak anak-anak di daerah itu, kata dia, yang keadaan atau kondisi tubuhnya bergizi buruk.
Ia memaparkan berdasarkan data timbangan untuk anak-anak stunting di daerah itu ada 3.675 penderita stunting atau 15,19% periode tahun 2023. Data itu mengalami penurunan hingga mencapai 2.130 atau 8,2 %.
“Hal ini, disebabkan oleh mental dan kebiasaan masyarakat yang kurang memperhatikan gizi anak sejak masih dalam kandungan ibunya,” ungkapnya.
Ia berujar bahwa pemerintah selama ini sudah berusaha memberikan berbagai bantuan sosial kepada masyarakat dalam bentuk lauk pauk berupa telur.
Namun yang terjadi, kata Weng, telurnya bukan untuk ibu hamil dan balita tapi malah dimakan oleh orang dewasa. Ia memberikan contoh konkrit bahwa begitu banyak kaum suami yang tidak peduli terhadap kondisi kesehatan istri saat hamil.
Fakta ini menurutnya sangat berpengaruh terhadap kesehatan anak dan bayi sehingga masalah stunting cendrung meningkat.
Meskipun begitu banyak prilaku masyarakat yang kurang memperhatikan kesehatan bayi dan Ibu hamil, pemerintah daerah terus berupaya untuk menurunkan angka stunting.
“Diberikan bantuan apa saja selalu saja tidak diperuntukan lebih banyak untuk sasaran. Begitu banyak juga kaum suami yang tidak peduli terhadap kondisi kesehatan istri saat hamil. Seringkali kita menyaksikan ibu hamil yang memikul beban sebagaimana lazimnya yang terjadi di kampung-kampung,” tukas Weng.
Hingga saat ini masalah stunting di daerah itu, lanjut Weng, berhasil turun dari angka 3.675 turun menjadi 2.130. Penurunan angka stunting itu, kata dia, karena hasil kerjasama dari berbagai instansi terkait di Kabupaten Manggarai Barat.
Ia menambahkan melalui Dinas BKKBN telah berusaha keras untuk melakukan penurunan terhadap angka penderita stunting. Semua para kader yang terbentuk di setiap desa di daerah itu diberi peran agar bekerja maksimal.
“Dinas-dinas lain di Kabuten Manggarai Barat ikut berperan untuk ikut memaksimalkan penyediaan layanan sumber gizi seperti Dinas Peternakan, Dinas Perikanan dan Dinas Pertanian. Agar masyarakat mendapatkan sumber makanan, sayuran dan daging yang bergizi” pungkasnya
Wabup Mabar Sebut Stunting Tinggi Kebiasaan Masyarakat Kurang Perhatikan Gizi Anak.
Wakil Bupati Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT), Yulianus Weng, menyebut ada sejumlah alasan angka stunting di wilayahnya tinggi. Satu di antaranya disebabkan oleh mental dan kebiasaan masyarakat yang kurang memperhatikan gizi anak sejak masih dalam kandungan.
” Tidak semua orang yang pendek disebut stunting tetapi semua yang stunting sudah pasti pendek,” kata Weng.
Menurutnya berbicara soal stunting bukan bicara soal pendek tetapi masalah keadaan. Banyak anak-anak di daerah itu, kata dia, yang keadaan atau kondisi tubuhnya bergizi buruk.
Ia memaparkan berdasarkan data timbangan untuk anak-anak stunting di daerah itu ada 3.675 penderita stunting atau 15,19% periode tahun 2023. Data itu mengalami penurunan hingga mencapai 2.130 atau 8,2 %.
“Hal ini, disebabkan oleh mental dan kebiasaan masyarakat yang kurang memperhatikan gizi anak sejak masih dalam kandungan ibunya,” ungkapnya.
Ia berujar bahwa pemerintah selama ini sudah berusaha memberikan berbagai bantuan sosial kepada masyarakat dalam bentuk lauk pauk berupa telur.
Penulis : Sius Efendi
Editor : Fonsa A
Sumber Berita : komodoindonesiapost.com
Halaman : 1 2 Selanjutnya