Labuan Bajo, Komodoindonesiapost.com – Dr. Kanisius Jehabut, SH., MH. melenggang ke kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Manggarai Barat [Mabar] dengan perolehan suara yang fantastis pada pemilu 14 Februari lalu.
Dr. Kanis berhasil “menyalip” suara lawannya termasuk para incumbent seperti Yos Suhardi atau Yos Gagar yang juga satu kendaraan dengan Dr. Kanis.
Pensiunan Polisi di Papua itu mendapatkan tiket bernomor 4 dari partai Gerakan Indonesia Raya [Gerindra] pada pencabutan nomor urut beberapa bulan lalu. Lewat nomor 4 itu, ayah seorang Pilot di Papua itu berjuang hingga mendapatkan restu dari masyarakat dapil I [satu] Manggarai Barat.
Dr. Kanis yang membawa tag line “Letang Temba” [Jembatan Aspirasi] itu selalu menekankan pentingnya mendengarkan suara rakyat.
Ia yang dijuluki empunya politik “Weda Redang Tuke Mbaru” [Masuk dari rumah ke rumah] itu saat menjumpai para konstituennya telah banyak mendapatkan keluhan, harapan hingga doa dan dukungan. Tidak sedikit warga yang memimpikan sang Doktor Hukum itu menjadi Pemimpin di kota pariwisata super premium. “Sosok Pa Kanis ini cocoknya jadi bupati ite [pak – red]”, ungkap seorang warga yang dijumpai komodoindonesiapost.com di Kokor, kecamatan Boleng.
Sementara itu, Dr. Kanis saat melakukan deklarasi di kampung halamannya di Mbrata, desa Macang Tanggar pada 7 Oktober lalu, dirinya menjelaskan bahwa
Ia menyoroti Masalah Lahan Usaha Dua Warga Translok, Masalah HPL.
Dalam kesempatan itu, Dr. Kanis Jehabut turut menyentil persoalan yang tengah dihadapi oleh masyarakat Manggarai Barat khususnya kecamatan Komodo, yaitu terkait Masalah Lahan Usaha dua warga Translok dan Masalah HPL.
Menurut dia program Transmigrasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pasal 3 UU NO 15 TAHUN 1997 berbunyi Penyelenggaraan transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran” kata nya.
Doktor Hukum Universitas Trisakti itu menjelaskan Kalau merujuk kepada peraturan tersebut apakah Transmigrasi Nggorang yang berlokasi di desa Macang Tanggar memenuhi tujuan dimaksud ? Sementara sebagian lahan yang menjadi bagian dari program tersebut hilang.
Ia juga turut menyoroti masalah HPL yang melanda beberapa desa di kecamatan Komodo.Penerbitan HPL tahun 1997 oleh Pemerintah yang luasnya 3000 hektare lebih, Lokasinya tersebar pada sejumlah desa di selatan Kecamatan Komodo, di antaranya Desa Pantar, Macang Tanggar, Warloka.
Penulis : Ven Darung
Halaman : 1 2 Selanjutnya