AJI Jayapura Kecam Aksi Pengeroyokan Empat Jurnalis Papua di Nabire Saat Meliput Demonstrasi

- Editor

Sabtu, 6 April 2024 - 20:53 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Papua, komodoindonesiapost.com AJI Jayapura mendapatkan laporan terkait aksi pengeroyokan hingga perampasan alat kerja thdp 4 Jurnalis di Kab. Nabire, Papua Tengah, Jumat (5/4/2024). Terjadi sekitar pukul 10.20 WIT.

Berdasarkan informasi yg dihimpun AJI Jayapura, pengeroyokan terhadap 4 jurnalis di Nabire yakni Elias Douw (wagadei.id), Kristianus Degey (seputarpapua.com), Yulianus Degei (tribun-papua.com), dan Melkianus Dogopia (tadahnews.com)

Keempat jurnalis tersebut awalnya ingin meliput aksi demo yang digelar Front Rakyat Peduli Hal Asasi Manusia Papua di Nabire terkait penganiayaan terhadap warga sipil di Puncak oleh anggota TNI.

Elias Douw, wartawan wagadei.id mengaku tiba di lokasi demonstrasi pukul 08.00 WIT, ketika dirinya berada titik kumpul massa aksi di Pasar Karang Tumaritis Nabire untuk meliput aksi demonstrasi, beberapa anggota polisi mendatanginya lalu bertanya terkait asal media.

“Mereka [polisi] tanya ko dari pers ka atau media mana,” kata Elias Douw.

Lalu Elias menjawab dirinya sebagai wartawan dari media online wagadei.id, selang 23 menit, aparat menembakkan gas air mata sebanyak 5 kali, setelah itu massa aksi dan anggota polisi mulai ribut.

Baca Juga :   Dikonfirmasi Soal Namanya Disebut, Mario Enggan Menjawab

Pukul 08.14 WIT, empat anggota polisi menghampiri Elias dan mereka teriak dengan kata ‘wee anak kecil ko pulang, ko bikin apa di sini’.

“Ada satu anggota polisi pakai baju hitam juga bilang, wee ko pulang-pulang, wee ko pulang-pulang, ko pulang ke rumah, mereka bawa rotan, mau pukul saya, saya takut jadi saya lari, mereka juga ikut lari kejar saya, tapi dari pertengahan mereka (polisi) kembali,” imbuh Elias.

Selain itu, Kristianus Degey jurnalis seputarpapua.com saat dikonfirmasi mengaku turun serta meliput demo mahasiswa dan rakyat Papua.

Setibanya di sana, ia mengeluarkan alat alat jurnalistik seperti handphone u/ merekam video atau memotret foto.

Namun beberapa anggota polisi bereaksi lalu mendekati dan bertanya dg nada yang lantang “anjing ko bikin apa? Video dan foto cepat hapus”. “Saya kasih tahu kalau saya wartawan sambil saya tunjukkan ID CARD pers di dada. Lalu mereka ambil hp saya dan tahan sekitar 30 menit.

Baca Juga :   Kekerasan Pada Jurnalis Meningkat, AJI Gelar Diskusi di Kupang

‘Nanti kau datang ambil di Polres ya’,” kata Kristianus Degey menirukan ungkapkan mereka.

“Kau mau bikin apa ambil video dan foto otak. Kau pulang sana babi,” ujar polisi itu dengan nada emosi.

Sesampainya di Polres Nabire, polisi kemudian mengambil ID CARD dan lihat.

“Kau tidak boleh liput dan kau keluar dari tempat ini. Kau cepat keluar tidak perlu kau liput,” ucap polisi.

Terpisah, saat dikonfirmasi Yulianus Degei jurnalis Tribun-Papua.com mengaku dikeroyok sejumlah anggota polisi saat meliput demo di daerah Wadio, Nabire.

“Saat itu saya sedang liput aksi depan hotel Jepara 2 Wadio. Ada polisi datang tanya, saya bilang saya wartawan sambil tunjukkan ID CARD,” ungkap Yulianus Degei.

Setelah itu, ada 4 anggota polisi menghampirinya lalu melakukan aksi main hakim atau memukul di kepala Yulianus.

Komentar

Penulis : Ven Darung

Sumber Berita : Ketua AJI Jayapura Lucky Ireeuw.

Berita Terkait

Warga Matim Desak Kejari Manggarai Usut Kasus Dugaan Korupsi Dana Covid
Saksi Tergugat Akui Haji Ramang dan Syair Ikut Turun ke Lokasi dan Telah Serahkan Warkah Asli ke BPN Mabar
BREAKING NEWS: Kejari Mabar Tahan 5 Orang Tersangka Dalam Kasus Dugaan Korupsi Pembangunan Sarpras Pramuka di Mbuhung
Mantan Kabag Hukum: Pemerintah tidak mengangkat Haji Ramang Ishaka sebagai fungsionaris adat, Bona: Belum Ditemukan Produk Hukumnya
Upaya Haji Ramang Menolak Diwawancara dan Enggan Mengklarifikasi Ihwal Dugaan Keterlibatannya Dalam Kasus Tanah Keranga
Perlawanan Publik Atas Arogansi Ramang dan Syair dengan Menggugat Jabatan Fungsionaris Adat
Jabatan Fungsionaris Adat Haji Ramang Ishaka dan Muhamad Syair Menuai Penolakan Dari Sejumlah Tokoh dan Praktisi Hukum
Tua Golo Wae Kesambi Sebut Haji Ramang Ishaka Bukan Ahli Waris Dalu dan Tidak Berhak Untuk Menata Tanah

Berita Terkait

Jumat, 28 Juni 2024 - 15:32 WITA

Warga Matim Desak Kejari Manggarai Usut Kasus Dugaan Korupsi Dana Covid

Jumat, 28 Juni 2024 - 09:30 WITA

Saksi Tergugat Akui Haji Ramang dan Syair Ikut Turun ke Lokasi dan Telah Serahkan Warkah Asli ke BPN Mabar

Senin, 24 Juni 2024 - 13:01 WITA

Mantan Kabag Hukum: Pemerintah tidak mengangkat Haji Ramang Ishaka sebagai fungsionaris adat, Bona: Belum Ditemukan Produk Hukumnya

Sabtu, 22 Juni 2024 - 22:08 WITA

Upaya Haji Ramang Menolak Diwawancara dan Enggan Mengklarifikasi Ihwal Dugaan Keterlibatannya Dalam Kasus Tanah Keranga

Kamis, 20 Juni 2024 - 10:12 WITA

Perlawanan Publik Atas Arogansi Ramang dan Syair dengan Menggugat Jabatan Fungsionaris Adat

Rabu, 19 Juni 2024 - 07:25 WITA

Jabatan Fungsionaris Adat Haji Ramang Ishaka dan Muhamad Syair Menuai Penolakan Dari Sejumlah Tokoh dan Praktisi Hukum

Sabtu, 15 Juni 2024 - 16:41 WITA

Tua Golo Wae Kesambi Sebut Haji Ramang Ishaka Bukan Ahli Waris Dalu dan Tidak Berhak Untuk Menata Tanah

Sabtu, 15 Juni 2024 - 15:34 WITA

Hotel St. Regis Labuan Bajo Berdiri di Atas Tanah Sengketa yang Diduga Milik Yayasan Pemda Manggarai

Berita Terbaru

Tangkapan layar Kades Manong, Marianus S. Karim saat memosting foto poster Edi Weng

Daerah

Kades Manong Diduga Kampanyekan Edi Weng di Facebook

Kamis, 4 Jul 2024 - 17:51 WITA