JAKARTA, Komodo Indonesia Post — Peristiwa pengeroyokan mahasiswa Katolik Universitas Pamulang yang sementara berdoa Rosario pada 5 Mei 2024 memasuki babak baru.
Terakhir, pada Jumat, 7 Juni 2024, para mahasiswa sebagai korban dan perwakilan warga RT 007/RW 002, Kampung Poncol, Kelurahan Babakan saling memaafkan dan berdamai di rumah dinas Walikota Tangerang Selatan, Drs. Benyamin Davnie.
![Ansy Lema](https://komodoindonesiapost.com/wp-content/uploads/2024/06/FB_IMG_17179388408130354-300x199.jpg)
Korban dan perwakilan warga menandatangani kesepakatan perdamaian dan berjabatan tangan tanda saling memaafkan. Dengan demikian, kasus tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan oleh kedua belah pihak.
“Saya bersama teman-teman bersedia memaafkan dan mau berdamai,” ujar Aurel, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pamulang mewakili teman-teman korban.
Mediasi tersebut dihadiri anggota DPR RI Dapil NTT Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si atau Ansy Lema, Walikota Tangerang Selatan, Drs. Benyamin Davnie dan jajaran Forkompinda, Camat dan Lurah, para korban, para warga, anggota Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB), sesepuh dan pengurus Persaudaraan Timor Raya (PETIR) serta wartawan.
“Saya diundang hadir oleh pihak PETIR yang mewakili para korban untuk menyaksikan dan memberikan pesan perdamaian. Karena para korban adalah mahasiswa Katolik yang berasal dari NTT,” kisah Ansy.
Ketika didaulat memberikan pesan damai, Ansy Lema memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para korban, warga dan pemerintah Kota Tangerang Selatan yang berhasil mencapai kesepakatan damai. Ansy menekankan pentingnya membangun dialog, mengikis prasangka buruk dengan dasar semangat inklusif dan sikap toleran antar anak bangsa.
Penulis : Ven Darung
Halaman : 1 2 Selanjutnya