“Selama ini kami cari pupuk di Kempo. Harganya jauh lebih mahal. Mana ongkosnya. Jadi kami harus mengeluarkan biaya yang banyak untuk mendapatkan pupuk,” cerita Ahmad.
Menurut Ahmad sangat tidak masuk akal, padahal Lembor adalah lumbung padi tapi petani mengeluh tidak mendapatkan pupuk.
“Kami orang Lembor yang punya sawah banyak, malah beli pupuk di tempat yang tidak ada sawah. Kan aneh,” pungkas Ahmad.
Ia kecewa ketika mendengar tagline Anak Petani dari paket Edi Weng yang merupakan calon petahana dalam kontestasi politik pemilihan bupati Manggarai Barat november mendatang.
“Kami kecewa dengan kampanye Anak Petani dari paket Edi Weng. Mengaku anak petani, tapi tidak berpihak kepada petani,” cetusnya.
Mengambil Ijon
Karena tidak mendapatkan pupuk subsidi dari pemerintah, Ahmad dan petani yang lain rela “ijon”. Hasil dari jeripayah petani di Lembor itu hanya untuk menutup utang.
Ahmad tidak percaya dengan tagline Anak Petani paket Edi Weng.
Petani di kampung asal Edi Endi itu berharap pemerintah adil dan bijak dalam mendistribusi bantuan pupuk subsidi.
Media ini kembali menghubungi Tobias pada Minggu, [8/9], namun tetap tidak dijawab.
Penulis : Ven Darung
Halaman : 1 2