Pata Vinsensius Minta Segera Audit PT. Ananta Raya Perkasa

- Editor

Sabtu, 13 Januari 2024 - 11:03 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pata Vinsen, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi NTT

Pata Vinsen, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi NTT

LABUAN BAJO, Komodoindonesiapost.com. Pata Vinsensius, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi NTT partai PDIP melakukan kunjungan kepada sejumlah pekerja irigasi Wae Kanta dan Wae Cewo di Lembor, kabupaten Manggarai Barat NTT pada Jumat, [12/1/24].

Sebelumnya, para pekerja itu menyegel sejumlah alat berat milik PT. Ananta Perkasa di lokasi quary yang terletak di Daleng Sampa, kecamatan Lembor pada Selasa, [9/1/2024]. Aksi itu dilakukan buntut dari upah pekerja yang tidak dibayar oleh PT. milik Alfian Siboe itu.

Kunjungan ketua Komisi IV DPRD Provinsi NTT ini bertujuan  untuk mendengar secara langsung keluhan masyarakat terkait upah yang belum terbayarkan.

Selain itu Pata juga mengecek kondisi pekerjaan yang belum dilanjutkan setelah habis masa kontraknya pada 29/12/2023 lalu.

Saat diwawancara oleh media komodoindonesiapost.com, Pata mengatakan dirinya yang membidangi irigasi, jalan raya dan listrik datang di tempat ini setelah membaca pemberitaan media komodoindonesiapost.com terkait persoalan yang terjadi dalam pengerjaan irigasi wae Kanta dan wae cewo oleh PT Ananta Raya Perkasa.

“Walaupun bukan merupakan wewenang kami karena dana ini bersumber dari Balai Pengairan, namun karena locus pengerjaannya di wilayah dapil IV yang merupakan wilayah saya terpilih sebagai anggota DPRD maka saya datang karena demi rakyat saya. Saya tidak menginginkan rakyat saya jadi korban karena upah mereka belum terbayar, juga para petani dikorbankan akibat pengerjaan proyek belum diselesaikan”, terang Vinsensius kepada Komodoindonesiapost.com. Jumat, [12/1/24].

Baca Juga :   Giliran harga 'Ladies' Karaoke di VIP diperiksa Bapenda

Terkait upah pekerja yang belum dibayar oleh PT. Ananta Perkasa itu, pihaknya menyatakan pekerja lapor ke polisi apabila tidak ada kejelasan dari perusahaan milik Alfian Siboe itu.

“Perbuatan ini sudah masuk rana penipuan akibat ulah kontraktor yang tidak menghiraukan itikad baik para pekerja yang sudah menghubungi mereka berkali-kali namun tidak berikan informasi yang pasti kapan upah mereka di bayarkan. Oleh karena itu saya mengingatkan kepada para pekerja, terkait penyegelan kuary, itu bukan penyitaan atau tindakan apalah yang serupa itu tetapi menjadi alat komunikasi yang dapat dijadikan sebagai jaminan agar kontraktor segera datang bayar upah dan bisa bertemu langsung dengan pihak pekerja. Dan untuk soal ini kami akan bahas di sidang Fraksi” tegas Pata.

Baca Juga :   Upah Pekerja Proyek di Mabar Tidak Dibayar Oleh Kontraktor

“Saya juga melihat foto yang dikirim oleh media komodoindonesiapost.com, serta mendengar langsung dari masyarakat pada pekerja bahwa irigasi wae Kanta belum selesai pengerjaannya lantas saya bertanya kapan selesainya padahal tanggal kontraknya sudah berakhir. Sementara material proyek berupa papan mal, besi terpasang di dinding saluran serta lantai belum dibuat kapan ini dilanjutkan. Pekerjaan ini sangat merugikan para petani, bagaimana mereka bisa mengerjakan sawahnya yang sudah dirugikan selama dua musim tidak dikerjakan. Berharap rehabilitasi irigasi ini bisa membantu mereka ternyata malah merugikan, apa lagi dengan kondisi harga beras sekarang yang mahal Saya selaku DPRD Propinsi komisi IV yang membidangi urusan irigasi, jalan raya dan listrik menyaksikan kondisi yang memperihatinkan ini meminta pemerintah pusat segera audit PT Ananta Raya Perkasa dan Memproses Kontraktor yang tidak bertanggungjawab terhadap pekerjaannya,” jelas Pata.

Menanggapi kunjungan Komisi IV DPRD Provinsi itu, Agustinus Jego, salah seorang Pekerja mengatakan yang dibutuhkan oleh para pekerja adalah upah mereka dibayarkan.

“Kami tidak butuh ini alat berat. Kami hanya butuh upah kami segera dibayar,” pinta Agustinus.

Komentar

Berita Terkait

Jual Beli Tempat Usaha Kampung Ujung
Kepsek SMPN 1 Kuwus Barat Diduga Lakukan Pungli, Sebut Dinas PKO Manggarai Barat Makelar Kasus
Aral Penertiban Aset Tanah Pemda Manggarai Barat: Warga Gugat, Ada Dugaan Tidak Tertib Administrasi
Proyek Mangkrak, Petani di Lembor Merugi Hingga Belasan Ton
Yohanes Dipanggil BKPSDM Usai Kritisi Hotmix Setebal Tempe
Pekerja Segel Alat Berat di Lokasi Proyek Alfian Siboe
Upah Pekerja Proyek di Mabar Tidak Dibayar Oleh Kontraktor
Peran EB 1 Di Balik Hotmix Setebal “Tempe”

Berita Terkait

Jumat, 17 Mei 2024 - 07:18 WITA

Jual Beli Tempat Usaha Kampung Ujung

Sabtu, 11 Mei 2024 - 18:12 WITA

Kepsek SMPN 1 Kuwus Barat Diduga Lakukan Pungli, Sebut Dinas PKO Manggarai Barat Makelar Kasus

Sabtu, 17 Februari 2024 - 08:04 WITA

Aral Penertiban Aset Tanah Pemda Manggarai Barat: Warga Gugat, Ada Dugaan Tidak Tertib Administrasi

Sabtu, 20 Januari 2024 - 08:03 WITA

Proyek Mangkrak, Petani di Lembor Merugi Hingga Belasan Ton

Minggu, 14 Januari 2024 - 12:14 WITA

Yohanes Dipanggil BKPSDM Usai Kritisi Hotmix Setebal Tempe

Sabtu, 13 Januari 2024 - 11:03 WITA

Pata Vinsensius Minta Segera Audit PT. Ananta Raya Perkasa

Kamis, 11 Januari 2024 - 11:47 WITA

Pekerja Segel Alat Berat di Lokasi Proyek Alfian Siboe

Selasa, 9 Januari 2024 - 17:44 WITA

Upah Pekerja Proyek di Mabar Tidak Dibayar Oleh Kontraktor

Berita Terbaru