Opini, komodoindonesiapost.com – Gini mas, bukannya kesombongan itu hanya berkaitan dengan ekonomi?
No, No, my friend, bukan hanya ekonomi; sifat sombong seseorang, umumnya memang dilakukan oleh orang kaya ekonomi tapi juga oleh orang pandai dan cerdas, hingga orang alim sekalipun
Koq bisa?
Mudah untuk melihatnya; kekayaan dan kekuasaan cenderung mendekatkan seseorang pada kehancuran dan kesombongan; sementara kekayaan itu paling banyak diukur dari seberapa banyak seseorang memiliki harta dunia; kesombongan umumnya dimiliki orang-orang jenis ini
Kalau begitu, setiap orang bisa sombong dong
Yes, u r right; ini aku jelasin lagi; siapa saja sih yang bisa sombong? orang itu dari punya sepeda terus punya motor, muncullah kesombongan, dari punya motor terus punya mobil, dia sombong; sehingga, seseorang yang sombong sebenarnya telah mengalami kelemahan jiwa; setiap naik jabatan, naik harta, maka ia berisiko sombong
Lho, lho, apa hubungannya dengan jiwa?
Itu terkait alasan kenapa ia sombong; seseorang itu karena merasa terancam oleh kelemahan jiwa, jadi setiap akses yang naik, akses yang berkembang itu risikonya kesombongan sebab ia harus diwadahi oleh jiwanya yang lemah; dan hasilnya, kesombongan; singkat kata, makin seseorang kaya, makin terancam untuk hancur oleh kesombongannya, dan bukan hanya soal kaya, makin pinter juga biasanya makin sombong
I see, I see; aku sih menyebutnya kesombongan feodal bagi orang-orang kaya; sementara kesombongan kuasa, yah, bagi seseorang yang sombong karena kuasa
Penulis : Gerard N. Babing
Halaman : 1 2 Selanjutnya